Minggu, Juli 07, 2013

BLACKBERRY

Jakarta - Sempat ngadat, layanan BlackBerry berangsur pulih. BlackBerry memastikan lalu lintas layanannya termasuk BlackBerry Messenger (BBM) seluruh operator, sejak pagi ini terpantau lancar tanpa mengalami pending.

"Seluruh layanan BlackBerry di Indonesia saat ini beroperasi pada level normal. Atas ketidaknyamanan yang dialami seluruh pengguna, kami memohon maaf," demikian pesan resmi yang disampaikan pihak BlackBerry kepada detikINET, Kamis (4/7/2013).

Seperti diketahui, layanan BlackBerry kembali mengalami gangguan pada Rabu (3/7/2013). Melalui jejaring sosial, pengguna mengeluhkan tak bisa menggunakan fasilitas BBM dan browsing di layanan perusahaan asal Kanada tersebut.

Berdasarkan laporan sejumlah operator, kejadian yang kesekian kalinya ini tak hanya menimpa pengguna BlackBerry asal Indonesia, tetapi se-Asia Pasifik. Namun pihak BlackBerry kemudian mengonfirmasikan gangguan hanya terjadi di Indonesia. BlackBerry belum memberitahu secara detail gangguan teknis yang terjadi pada jaringannya.

Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyatakan kekecewaannya terhadap BlackBerry yang layanannya kembali mengalami gangguan tanpa pemberitahuan sebelumnya.

"Ini sudah terjadi hingga empat kali dalam setahun terakhir. Sudah diperingatkan beberapa kali, masih mengulangi kesalahan yang sama. Bandel sekali BlackBerry ini," sungut Kepala Pusat Informasi dan Informasi Kominfo, Gatot S. Dewa Broto.

Dalam catatannya, saat kejadian tumbangnya BlackBerry Messenger sekitar bulan Oktober tahun lalu, perusahaan asal Kanada itu sudah berjanji tidak akan mengulang kesalahan yang sama.

"Tapi kenyataannya sekarang terjadi lagi. Ini sepertinya modusnya sama, bila ada gangguan seperti sekarang langsung susah dihubungi," gumamnya.

Kominfo pun menjanjikan akan mengambil tindakan tegas terkait masalah yang seringkali terjadi berulang kali tersebut. Bukan tidak mungkin, akan ada sanksi tegas dari Kominfo.

"Kita akan dengarkan dulu laporannya, sambil berkoordinasi dengan BRTI mengenai tindakan apa yang akan diambil. Kominfo akan bergerak cepat, jangan sampai kita dianggap melakukan pembiaran," cetusnya.
(rns/rns)