Jakarta - Sempat ngadat, layanan BlackBerry berangsur
pulih. BlackBerry memastikan lalu lintas layanannya termasuk BlackBerry
Messenger (BBM) seluruh operator, sejak pagi ini terpantau lancar tanpa
mengalami pending.
"Seluruh layanan BlackBerry di Indonesia saat
ini beroperasi pada level normal. Atas ketidaknyamanan yang dialami
seluruh pengguna, kami memohon maaf," demikian pesan resmi yang
disampaikan pihak BlackBerry kepada detikINET, Kamis (4/7/2013).
Seperti
diketahui, layanan BlackBerry kembali mengalami gangguan pada Rabu
(3/7/2013). Melalui jejaring sosial, pengguna mengeluhkan tak bisa
menggunakan fasilitas BBM dan browsing di layanan perusahaan asal Kanada
tersebut.
Berdasarkan laporan sejumlah operator, kejadian yang
kesekian kalinya ini tak hanya menimpa pengguna BlackBerry asal
Indonesia, tetapi se-Asia Pasifik. Namun pihak BlackBerry kemudian
mengonfirmasikan gangguan hanya terjadi di Indonesia. BlackBerry belum
memberitahu secara detail gangguan teknis yang terjadi pada jaringannya.
Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)
menyatakan kekecewaannya terhadap BlackBerry yang layanannya kembali
mengalami gangguan tanpa pemberitahuan sebelumnya.
"Ini sudah
terjadi hingga empat kali dalam setahun terakhir. Sudah diperingatkan
beberapa kali, masih mengulangi kesalahan yang sama. Bandel sekali
BlackBerry ini," sungut Kepala Pusat Informasi dan Informasi Kominfo,
Gatot S. Dewa Broto.
Dalam catatannya, saat kejadian tumbangnya
BlackBerry Messenger sekitar bulan Oktober tahun lalu, perusahaan asal
Kanada itu sudah berjanji tidak akan mengulang kesalahan yang sama.
"Tapi
kenyataannya sekarang terjadi lagi. Ini sepertinya modusnya sama, bila
ada gangguan seperti sekarang langsung susah dihubungi," gumamnya.
Kominfo
pun menjanjikan akan mengambil tindakan tegas terkait masalah yang
seringkali terjadi berulang kali tersebut. Bukan tidak mungkin, akan ada
sanksi tegas dari Kominfo.
"Kita akan dengarkan dulu laporannya,
sambil berkoordinasi dengan BRTI mengenai tindakan apa yang akan
diambil. Kominfo akan bergerak cepat, jangan sampai kita dianggap
melakukan pembiaran," cetusnya.
(rns/rns)