Pembukaan
Dalam kesempatan yang berbahagia ini izinkan saya
mewakili kedua mempelai dan keluarga besar Bapak Haji Sugiarto dan keluarga
besar Bapak Haji Diki Sidik Mansyur (Alm) untuk menyampaikan beberapa hal:
Merupakan kebahagiaan tak terkira bagi kami,Alhamdulillah pada
hari ini kami telah mengantarkan kedua putra-putri kami, dalam hal ini ananda
Rizky Febrianto, SE dan ananda Laely Rahmawati, SE yang telah menggenapkan
separuh agamanya, menjalankan salah satu syariat terindah di dalam agama Islam
dan,
tentu saja dengan bersandingnya ananda berdua melalui
ikatan pernikahan yang suci ini maka telah bersanding pula dua keluarga besar,
keluarga Bapak Haji Diki Sidik Mansyur (Alm) dari Cipayung dengan keluarga
Bapak Haji Sugiarto dari Bekasi dan semoga ikatan ini pun semakin menambah
kebahagiaan, silaturrahim dan keberkahan kedua keluarga besar ini juga bagi
kita sekalian. Amien
Dan untuk ananda tercinta, bisa jadi banyak hal dan cara
yang bisa keluarga berikan, namun dorongan doa yang tulus dan harapan yang besar
kepada Allah untuk kelanggengan dan kebahagiaan ananda berdua menjadi simbol
keridloan dan dukungan keluarga bagi ananda berdua. “Baarokallohu laka
wabaaroka 'alaika wajama'a bainakuma fie khoirin” semoga Allah memberkahi,
menyatukan dan membahagiakan ananda dalam mengarungi bahtera kehidupan baru
yang sebentar lagi akan ananda berdua arungi.
Selanjutnya adalah merupakan kebahagiaan tersendiri bagi
kami, khususnya bagi kedua pasangan yang sedang berbunga-bunga atas kehadiran
hadirin/at, ibu-bapak, saudara-saudari sekalian atas kesediannya meluangkan
waktu disela-sela kesibukan dan agenda harian bapak-ibu sekalian untuk
menghadiri resepsi pernikahan kedua putra-putri tercinta. Oleh karenanya kami
ingin mengucapkan banyak terimakasih atas segala kebaikan Bapak-Ibu, dan semoga
kebersamaan ini dapat menggenapkan kebahagian kami sekeluarga.
Dan tentu saja, kami pun berharap, semoga Bapak, Ibu,
Saudara-saudari sekalian berkenan untuk memberikan dukungan, dorongan dan doa
bagi kedua putra-putri kami agar menjadi pasangan hidup yang serasi, rukun,
silih asah, silih asih, mesra bagai Yusuf dan Zulaikha, setia seperti Ibrahim
dan Hajar, bahagia seperti Rasulullah dan para istrinya.
Terakhir, mohon maaf yang sebesar-besarnya jika pada
pelaksanaan resepsi pernikahan ini ada hal-hal yang kurang berkenan, mungkin
sambutan yang kurang ramah, atau pelayanan yang kurang merenah, atau hidangan
yang kurang memuaskan. Mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Juga terimakasih kami, dan semoga Allah membalas segala
kebaikan keluarga dan semua pihak yang telah terlibat dan membantu
terselenggaranya akad nikah dan resepsi pernikahan ini dengan sebaik-baiknya.
Sebelum ditutup, ada sedikit kado untuk
pengantin...barangkali kalau dahulu ananda Rizky bersenandung begini:
Begitu banyak pohon nanas
Hanya satu pohon beringin
Begitu banyak gadis perumnas
Hanya kamu yang aku ingin
Setelah itu ananda Rizky berani bilang:
Kelap-kelip laut pesisir
Ku lihat pantai bertabur pasir
Biar dinda banyak yang naksir
Abang Rizky tak mau tersingkir
Dibalas oleh ananda Laely:
Kuda sembrani dipelihara
Kuda zebra ditunggang berdua
Sudah berani abang menggoda
Kalau begitu kapan ke KUA
Barangkali ini saja yang bisa saya sampaikan,
Nenek Sofyan burung Cendrawasih
Cukup sekian dan terima kasih
Demikian.Wabillahitaufik walhidayah, Wassalamu'alaikum
wr. wb.
Contoh Pidato Sambutan Wakil Pengantin Pria Dalam acara resepsi Pesta
Pernikahan
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Selamat pagi/siang/malam, salam sejahtera juga saya sampaikan kepada hadirin
yang beragama lain selain islam.
Ibu-ibu, Bapak-bapak, yang kami hormati,
serta hadirin hadirat yang kami muliakan.
Pada kesempatan malam resepsi yang berbahagia ini, kami atas nama sohibul
hajat, mengajak hadirin dan hadirat untuk bersama-sama kita bersyukur kepada
Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa, atas semua nikmat yang telah diberikan kepada
kita semua, sehingga pada malam yang berbahgia ini kita bisa bersama-sama
mengahadiri acara resepsi pernikahan ini, kepada Bapak/ibu ... sekeluarga
khususnya dalam rangka melaksanakan resepsi atas nikahnya putri tercinta (nama
mempelai wanita) dengan nanda menantu (nama mempelai pria).
Yang kedua, sudah sepantasnya kiranya kita memanjatkan puja dan puji kepada
Allah, sekaligus memanjatkan doa semoga junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW
mndapat tmpat yang paling mulia disisi-Nya. Amien...
Hadiri yang mulia, sebagaimana telah saya sebutkan tadi, bahwa pada saat yang
berbahagia ini adalah malam resepsi pernikahan putri kami (nama mempelai
wanita) dengan putra (nama mempelai pria), maka Alhamdulillah pernikahan
tersebut secara resmi dilaksanakan pada hari ... dengan selamat.
Hadirin yang berbahagia atas nama keluarga pengantin pria, mewakili ayahanda
putra (nama mempelai pria), kami mengucapkan terima kasih atas sambutan yang
diberikan kepada rombongan kami, yang dengan ringan kaki penuh dengan
keikhlasan ikut mengantarkan putra (nama mempelai pria) guna memenuhi itikad
baik untuk daat yang berbahagia ini bersanding bak raja sehari dengan putri
Bapak (nama mempelai wanita) sekeluarga yakni pengantin putri (nama mempelai
wanita), yang sudah barang tentu saja pada saat ini bersanding dengan putra
(nama mempelai pria) bak ratu sehari.
Sebagai orang tua, sekaligus atas nama ayahanda (nama mempelai pria)
sekeluarga, sesuai dengan amanat yang kami bawa, maka kami pada malam ini
menyerahkan putraanda (nama mempelai pria) kepada bapak (nama ayah mempelai
wanita) sekeluarga, untuk diakui sebagaimana layaknya putra sendiri. Untuk itu
sepenuhnya kami persilahkan Bapak dengan ikhlas menerimanya, sekaligus menerima
kami sebagai keluarga besar Bapak, sebagaimana kami juga menerima keluarag
Besar Bapak ... sebagai keluarga besar kami sendiri.
Sebagai orang tua, kepada pengantin berdua kami hanya berpesan, berbahagialah
kalian, namun ingatlah bahwa masih banyak amalan lain sebagai seorang suami dan
seorang istri yang harus dihadapi dalam kehidupan sehari-hari kelak nanti. Oleh
sebab itu hendaknya rasa syukur pada saat yang berbahagia ini hendaknya kalian
jadikan sebagai pedoman bukan justru membuat kalian menjadi lupa diri, namun
sebaliknya untuk mawas diri.
Semoga bahtera hidup kalian senantiasa terbentuk di jalan Allah, senantiasa
dalam lindungan Allah, dan senantiasa dalam rahmat dan ridla Allah SWT. Amin !
Bapak ... sekeluarga yang kami hormati, kiranya ini saja dulu amanat dari
ayahanda putra (nama mempelai pria) yang merupakan amanat, telah kami sampaikan
dengan penuh rasa ikhlas. Semoga Bapak (nama ayah mempelai wanita) berkenan.
Hadirin yang kami muliakan, akhirnya marilah kita doakan kedua mempelai, semoga
apa yang diinginkannya senantiasa tercapai di atas ridla Allah SWT. Amin !
Billahitaufiqwalhidayah, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Contoh
Pidato Sambutan dari Wakil Pengantin Wanita Dalam acara Resepsi pesta
Pernikahan
Ibu-ibu dan Bapak-bapak yang kami Hormati,
Hadirin dan hadirat yang kami muliakan,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera dan salam bahagia kami sampaikan juga kepada hadirin dan
hadirat yang beragama lain.
Pertama-tama marilah kita mengucapkan syukur alhamdulillah, atas nikmat dan
rahmat-Nya yang dilimpahkan kepada kita semua, sehingga pada malam yang
berbahagia ini kita bisa mengadakan silaturahmi, khususnya dalam rangka ikut
serta menyaksikan malam resepsi pernikahan putri kami (nama mempelai wanita)
dengan putra (nama mempelai pria).
Selanjutnya puja dan puji juga kita sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad
junjungan kita, semoga beliau senantiasa di temptakan di sisi Allah SWT sebagai
umatnya yang paling mulia. Amin!
Atas nama ayahanda putri tercinta (nama mempelai wanita), yang pada malam hari
ini duduk berdampingan dengan sang raja sehari (nama mempelai pria), kami
mengucapkan selamat datang kepada rombongan pengantin pria, khususnya selamat
datang kepada keluarga besar putra (nama mempelai pria). Semoga itikad baik
saudara-saudara itu mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin!
Hadirin yang berbahagia, dengan disaksikan hadirin yang pada malam hari ini
ikut berbahagia menyaksikan perkawinan putra berdua, kami atas nama bapak (nama
ayah mempelai wanita) sekeluarga, dengan seizin Allah SWT, Insya Allah dengan
tulus menerima keluarga besar Bapak (nama ayah mempelai pria) sebagai keluarga
sendiri, sekaligus juga tentunya menerima putranda (nama mempelai pria)
sebagaimana layaknya putra sendiri. Mudah-mudahan hubungan keluarga ini
mendapat berkah dari Allah SWT hingga di akhirat kelak. Amin!
Kepada putranda (nama mempelai pria), sebagai seorang suami tentunya sepenuhnya
bertanggung jawab terhadap seorang istri. Oleh sebab itu kami serahkan nanda
(nama mmpelai wanita) kepadamu, pergaulilah istrimu sebagaimana engkau menggauli
dirimu sendiri, kasihilah istrimu sebagaimana kamu mengasihi dirimu sendiri.
Insya Allah hidupmu akan bahagia hingga akhir hayat di kandung badan. Amin!
Hadirin yang kami hormati, atas nama keluarga Besar (nama ayah mmpelai wanita)
juga menyampaikan terima kasih yang tak terhingga, atas ringan kaki, dan
berbagai bantuan lainnya, dalam ikut serta berbahagia bersama kami, khususnya
dalam rangka ikut mnyaksikan sekaligus memberikan doa restu semoga pengantin
yang berbahagia ini senantiasa hidup rukun berdampingan penuh berkah dari Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Pemurah. Amin!
Akhirnya, atas nama Bapak (nama ayah mmpelai wanita) sekeluarga kami mohon
maaf, jika ada sesuatu yang kurang berkenan dalam acara resepsi malam ini.
Billahitaufiq walhidayah, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Contoh Pidato Sambutan Acara Sunatan ( Khitanan ):
Assalamu'alaikum warahmautullahi wabarokatuh
Alhamdulillahi
rabbil alamin, wash shalatu was salamu' alaa asyrafil anbiyai wal
mursalin, wa'ala aalihi wa ash-habihi ajma'in amma ba'du :
Kepada
yang terhormat Bapak KH......., para alim ulama yang saya ta'ati,
saudara, hadirin sekalian yang berbahagia. pertama-tama marilah kita
panjatkan puji syukur yang sedalam-dalamnya kehadirat illahi rabbi yang
telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga
pada saat ini kita bisa menghadiri undangan bapak ....................
dalam rangka walimatul khitan, tanpa ada suatu halangan apapun. Sebagai
orang tua bapak ................ telah mengkhitankan anaknya yang
bernama ..................... untuk memenuhi perintah agama.
Mudah-mudahan anak kami yang bari di Khitan ini segera sembuh dan
menjadi anak yang sholeh, amin.
Selanjutnya, sholawat
dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW. sebab beliau kita menjadi tahu perkara yang hak dan yang
batil, mana jalan yang menuju ke neraka yang harus kita jauhi dan mana
jalan menuju ke surga yang mesti kita tempuh dan lalui.
Saudara,
hadirin yang saya hormati, sebagai wakil dari Bapak ......... pertama
saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
saudara, para hadirin sekalian, utamanya bapak Kyai Haji
..................... yang berkenan hadir dalam walimatul khitan yang
kami selenggarakan ini. Mudah-mudahan keikhlasan saudara sekalian untuk
meluangkan waktu guna menghadiri undangan Bapak .................
dicatat oleh Allah SWT. sebagai amal saleh yang mendapatkan balasan yang
lebih. Kami tidak bisa membalas apa-apa atas keikhlasan saudara
sekalian, kami hanya bisa berdoa jazakumullah khairan katsira.
Kedua
atas nama Bapak ........... kami mohon doa restu, mudah-mudahan anak
yang baru dikhitankan ini benar-benar menjadi anak yang salih, taat pada
Allah, berbakti kepada kedua orang tuanya, berguna bagi nusa dan
bangsa, amin.
Ketiga mwwakili Bapak ............ kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya bila terdapat hal-hal yang kurang
bernenan di hati para Bapak sekalian, baik mengenai tempat, jamuan dan
lain sebagainya. sekali lagi kami atas nama shahibul hajah, Bapak
........... sekeluarga mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Akhirnya,
secara pribadi selama berdiri di hadapan para hadirin dalam
menyampaikan sambutan, mewakili Bapak ............ ada kurang lebihnya
saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Hadanallahu wa iyyakum ajma'in was salaamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Selamat pagi/siang/malam, salam sejahtera juga saya sampaikan kepada hadirin yang beragama lain selain islam.
Ibu-ibu, Bapak-bapak, yang kami hormati,
serta hadirin hadirat yang kami muliakan.
Pada kesempatan malam resepsi yang berbahagia ini, kami atas nama sohibul hajat, mengajak hadirin dan hadirat untuk bersama-sama kita bersyukur kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Kuasa, atas semua nikmat yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga pada malam yang berbahgia ini kita bisa bersama-sama mengahadiri acara resepsi pernikahan ini, kepada Bapak/ibu ... sekeluarga khususnya dalam rangka melaksanakan resepsi atas nikahnya putri tercinta (nama mempelai wanita) dengan nanda menantu (nama mempelai pria).
Yang kedua, sudah sepantasnya kiranya kita memanjatkan puja dan puji kepada Allah, sekaligus memanjatkan doa semoga junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW mndapat tmpat yang paling mulia disisi-Nya. Amien...
Hadiri yang mulia, sebagaimana telah saya sebutkan tadi, bahwa pada saat yang berbahagia ini adalah malam resepsi pernikahan putri kami (nama mempelai wanita) dengan putra (nama mempelai pria), maka Alhamdulillah pernikahan tersebut secara resmi dilaksanakan pada hari ... dengan selamat.
Hadirin yang berbahagia atas nama keluarga pengantin pria, mewakili ayahanda putra (nama mempelai pria), kami mengucapkan terima kasih atas sambutan yang diberikan kepada rombongan kami, yang dengan ringan kaki penuh dengan keikhlasan ikut mengantarkan putra (nama mempelai pria) guna memenuhi itikad baik untuk daat yang berbahagia ini bersanding bak raja sehari dengan putri Bapak (nama mempelai wanita) sekeluarga yakni pengantin putri (nama mempelai wanita), yang sudah barang tentu saja pada saat ini bersanding dengan putra (nama mempelai pria) bak ratu sehari.
Sebagai orang tua, sekaligus atas nama ayahanda (nama mempelai pria) sekeluarga, sesuai dengan amanat yang kami bawa, maka kami pada malam ini menyerahkan putraanda (nama mempelai pria) kepada bapak (nama ayah mempelai wanita) sekeluarga, untuk diakui sebagaimana layaknya putra sendiri. Untuk itu sepenuhnya kami persilahkan Bapak dengan ikhlas menerimanya, sekaligus menerima kami sebagai keluarga besar Bapak, sebagaimana kami juga menerima keluarag Besar Bapak ... sebagai keluarga besar kami sendiri.
Sebagai orang tua, kepada pengantin berdua kami hanya berpesan, berbahagialah kalian, namun ingatlah bahwa masih banyak amalan lain sebagai seorang suami dan seorang istri yang harus dihadapi dalam kehidupan sehari-hari kelak nanti. Oleh sebab itu hendaknya rasa syukur pada saat yang berbahagia ini hendaknya kalian jadikan sebagai pedoman bukan justru membuat kalian menjadi lupa diri, namun sebaliknya untuk mawas diri.
Semoga bahtera hidup kalian senantiasa terbentuk di jalan Allah, senantiasa dalam lindungan Allah, dan senantiasa dalam rahmat dan ridla Allah SWT. Amin !
Bapak ... sekeluarga yang kami hormati, kiranya ini saja dulu amanat dari ayahanda putra (nama mempelai pria) yang merupakan amanat, telah kami sampaikan dengan penuh rasa ikhlas. Semoga Bapak (nama ayah mempelai wanita) berkenan.
Hadirin yang kami muliakan, akhirnya marilah kita doakan kedua mempelai, semoga apa yang diinginkannya senantiasa tercapai di atas ridla Allah SWT. Amin !
Billahitaufiqwalhidayah, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Ibu-ibu dan Bapak-bapak yang kami Hormati,
Hadirin dan hadirat yang kami muliakan,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam sejahtera dan salam bahagia kami sampaikan juga kepada hadirin dan hadirat yang beragama lain.
Pertama-tama marilah kita mengucapkan syukur alhamdulillah, atas nikmat dan rahmat-Nya yang dilimpahkan kepada kita semua, sehingga pada malam yang berbahagia ini kita bisa mengadakan silaturahmi, khususnya dalam rangka ikut serta menyaksikan malam resepsi pernikahan putri kami (nama mempelai wanita) dengan putra (nama mempelai pria).
Selanjutnya puja dan puji juga kita sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad junjungan kita, semoga beliau senantiasa di temptakan di sisi Allah SWT sebagai umatnya yang paling mulia. Amin!
Atas nama ayahanda putri tercinta (nama mempelai wanita), yang pada malam hari ini duduk berdampingan dengan sang raja sehari (nama mempelai pria), kami mengucapkan selamat datang kepada rombongan pengantin pria, khususnya selamat datang kepada keluarga besar putra (nama mempelai pria). Semoga itikad baik saudara-saudara itu mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amin!
Hadirin yang berbahagia, dengan disaksikan hadirin yang pada malam hari ini ikut berbahagia menyaksikan perkawinan putra berdua, kami atas nama bapak (nama ayah mempelai wanita) sekeluarga, dengan seizin Allah SWT, Insya Allah dengan tulus menerima keluarga besar Bapak (nama ayah mempelai pria) sebagai keluarga sendiri, sekaligus juga tentunya menerima putranda (nama mempelai pria) sebagaimana layaknya putra sendiri. Mudah-mudahan hubungan keluarga ini mendapat berkah dari Allah SWT hingga di akhirat kelak. Amin!
Kepada putranda (nama mempelai pria), sebagai seorang suami tentunya sepenuhnya bertanggung jawab terhadap seorang istri. Oleh sebab itu kami serahkan nanda (nama mmpelai wanita) kepadamu, pergaulilah istrimu sebagaimana engkau menggauli dirimu sendiri, kasihilah istrimu sebagaimana kamu mengasihi dirimu sendiri. Insya Allah hidupmu akan bahagia hingga akhir hayat di kandung badan. Amin!
Hadirin yang kami hormati, atas nama keluarga Besar (nama ayah mmpelai wanita) juga menyampaikan terima kasih yang tak terhingga, atas ringan kaki, dan berbagai bantuan lainnya, dalam ikut serta berbahagia bersama kami, khususnya dalam rangka ikut mnyaksikan sekaligus memberikan doa restu semoga pengantin yang berbahagia ini senantiasa hidup rukun berdampingan penuh berkah dari Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pemurah. Amin!
Akhirnya, atas nama Bapak (nama ayah mmpelai wanita) sekeluarga kami mohon maaf, jika ada sesuatu yang kurang berkenan dalam acara resepsi malam ini.
Billahitaufiq walhidayah, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Assalamu'alaikum warahmautullahi wabarokatuh
Alhamdulillahi rabbil alamin, wash shalatu was salamu' alaa asyrafil anbiyai wal mursalin, wa'ala aalihi wa ash-habihi ajma'in amma ba'du :
Selanjutnya, sholawat dan salam semoga senantiasa dicurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. sebab beliau kita menjadi tahu perkara yang hak dan yang batil, mana jalan yang menuju ke neraka yang harus kita jauhi dan mana jalan menuju ke surga yang mesti kita tempuh dan lalui.
Saudara, hadirin yang saya hormati, sebagai wakil dari Bapak ......... pertama saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada saudara, para hadirin sekalian, utamanya bapak Kyai Haji ..................... yang berkenan hadir dalam walimatul khitan yang kami selenggarakan ini. Mudah-mudahan keikhlasan saudara sekalian untuk meluangkan waktu guna menghadiri undangan Bapak ................. dicatat oleh Allah SWT. sebagai amal saleh yang mendapatkan balasan yang lebih. Kami tidak bisa membalas apa-apa atas keikhlasan saudara sekalian, kami hanya bisa berdoa jazakumullah khairan katsira.
Kedua atas nama Bapak ........... kami mohon doa restu, mudah-mudahan anak yang baru dikhitankan ini benar-benar menjadi anak yang salih, taat pada Allah, berbakti kepada kedua orang tuanya, berguna bagi nusa dan bangsa, amin.
Ketiga mwwakili Bapak ............ kami mohon maaf yang sebesar-besarnya bila terdapat hal-hal yang kurang bernenan di hati para Bapak sekalian, baik mengenai tempat, jamuan dan lain sebagainya. sekali lagi kami atas nama shahibul hajah, Bapak ........... sekeluarga mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Akhirnya, secara pribadi selama berdiri di hadapan para hadirin dalam menyampaikan sambutan, mewakili Bapak ............ ada kurang lebihnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Hadanallahu wa iyyakum ajma'in was salaamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Contoh Pidato Pada Acara Aqiqah (Kelahiran Bayi)
Dalam
Islam, apabila ada seorang ibu yang melahirkan seorang bayi maka
biasanya diadakan syukuran yang dikenal dengan Aqiqah. Menurut bahasa
awamnya Aqiqah sendiri adalah syukuran atas kelahiran seorang bayi yang
ditandai dengan pencukuran rambut sang bayi karena telah selamat lahir
kedunia ini, aqiqah biasanya dirayakan pada hari ke-7, atau hari ke-14
setelah sang bayi tersebut dilahirkan. Biasanya hewan yang biasa
disembelih untuk aqiqah ini adalah kambing/domba. Apabila bayinya
berjenis kelamin laki-laki maka kambing yang disembelih itu harus 2
ekor, sementara bila sang bayi berjenis kelamin perempuan maka cukup
menyembelih 1 ekor kambing/domba saja. Namun perlu diingat bahwa Aqiqah
ini hukumnya sunnah, ditujukan bagi orang tua atau keluarga yang mampu,
artinya bagi orang tua yang tidak (kurang) mampu cukup menimbang berat
rambut hasil cukuran tersebut, maka yang disodaqohkan pun sama dengan
berat timbangan bayi tersebut.
Mungkin Anda adalah orang yang dipercaya untuk mnyampaikan sebuah pidato pada acara syukuran aqiqah oleh keluarga yang bersangkutan, dan mungkin pula saat ini anda sedang mencari ide atau bahan materi untuk pidato Anda itu. Nah kali ini Mamen akan berbagi dengan Anda contoh pidato atau isi materi yang bisa disampaikan pada acara syukuran Aqiqah, yang mana kurang lebihnya pidatonya seperti ini:
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi wabarakatuh..
Hadirin yang kami hormati dalam suasana yang berbahagia ini. Tiada kata-kata yang patut kita uacapkan kecuali hanya puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas karunia, nikmat, serta hidayah-Nya sehingga kita sekalian bisa hadir di acara aqiqah saudara (sebutkan nama yang punya hajat/syukuran) ini dengan tiada halangan apapun.
Disamping itu, shalawat serta salam kita sanjungkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah memberikan kepada kita petunjuk dan tuntunan bagaimana kita harus melaksanakan kehidupan ini secara baik dan benar.
Hadirin yang berbahagia, aqiqah memiliki hukum yang disunahkan bagi yang mampu. Karena aqiqah adalah penyembalihan hewan kambing pada hari ketujuh dari kelahiiran seorang anak. Adapun penyembelihannya berbeda-beda. Bagi anak laki-laki hendaknya menyembelih dua ekor kambing, sedangkan bagi perempuan menyembelih sebanyak satu ekor kambing. Dan mengenai binatang yang sah untuk dijadikan adalah seperti kita berqurban. Baik dalam macamnya, umurnya. Demikian juga tidak ada cacat.
Saudaraku sekalian yang kami cintai, akhirnya kami mohon maaf atas emua kekurangan dari materi pidato ini, Ihdinas shiritol mustaqiim.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.
Mungkin Anda adalah orang yang dipercaya untuk mnyampaikan sebuah pidato pada acara syukuran aqiqah oleh keluarga yang bersangkutan, dan mungkin pula saat ini anda sedang mencari ide atau bahan materi untuk pidato Anda itu. Nah kali ini Mamen akan berbagi dengan Anda contoh pidato atau isi materi yang bisa disampaikan pada acara syukuran Aqiqah, yang mana kurang lebihnya pidatonya seperti ini:
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi wabarakatuh..
Hadirin yang kami hormati dalam suasana yang berbahagia ini. Tiada kata-kata yang patut kita uacapkan kecuali hanya puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas karunia, nikmat, serta hidayah-Nya sehingga kita sekalian bisa hadir di acara aqiqah saudara (sebutkan nama yang punya hajat/syukuran) ini dengan tiada halangan apapun.
Disamping itu, shalawat serta salam kita sanjungkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah memberikan kepada kita petunjuk dan tuntunan bagaimana kita harus melaksanakan kehidupan ini secara baik dan benar.
Hadirin yang berbahagia, aqiqah memiliki hukum yang disunahkan bagi yang mampu. Karena aqiqah adalah penyembalihan hewan kambing pada hari ketujuh dari kelahiiran seorang anak. Adapun penyembelihannya berbeda-beda. Bagi anak laki-laki hendaknya menyembelih dua ekor kambing, sedangkan bagi perempuan menyembelih sebanyak satu ekor kambing. Dan mengenai binatang yang sah untuk dijadikan adalah seperti kita berqurban. Baik dalam macamnya, umurnya. Demikian juga tidak ada cacat.
Saudaraku sekalian yang kami cintai, akhirnya kami mohon maaf atas emua kekurangan dari materi pidato ini, Ihdinas shiritol mustaqiim.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.
KUMPULAN KHUTBAH JUM’AT TERBARU
ِAt-Tawadlu’
oleh M. Miftahul Huda
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَاكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ الْمُنَزَّهِ عَنْ سِمَاتِ الْحُدُوْثِ وَاْلأَلْوَانِ
وَالْكَيْفِيَّاتِ * اَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْغَنِيُ كُلِّ
مَا سِوَاهُ وَالْمُفْتَقِرُ إِلَيْهِ كُلُّ شَيْءِ فِى سَائِرِ
الْمَخْلُوْقَاتِ * وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا سَيِّدُ
الْمَخْلُوْقَاتِ * أَللَّهُمَّ صّلِّ وّسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى
رَسُوْلِِِ اللهِ صَاحِبِ الْحَوْضِ وَالشَّفَاعَاتِ * وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمُ الْمُفَضَّلِيْنَ الْفَائِزِيْنَ
بِأَنْوَاعِ الْخَيْرَاتِ * أَمَّا بَعْدُ – فَيَا عِبَادَ اللهِ !
إِتَّقُوْا اللهَ وَلاَ تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا وَاجْتَنِبُوْا
السَّيِّئَاتِ وَالْمُنْكَرَاتِ *
Jama’ah Jum’at yang berbahagia;
Dari
atas mimbar yang megah ini, perkenankan saya mengajak kita semua, mari
kita berusaha meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita dan sekaligus
mengaplikasikannya dalam setiap derap langkah kehidupan kita. Semoga
dengan keimanan dan ketaqwaan itu akan membimbing jalan hidup kita
sehingga kita dapat mencapai keridoan Allah swt. Selanjutnya, sebagai
umat Nabi Muhammd yang telah menikmatu hasil pejuangannya membangun dan
menyebarkan ajaran Islam hingga samapi kepada kita, mari kita ucapkan
solawat dan salam kepada beliau:
أَللَّهُمَّ
صّلِّ وّسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ
خَاتَمِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ
أَجْمَعِيْنَ
Jama’ah Jum’at rohimakumullah
Sungguh
Maha Kasih Allah swt kepada hamba-Nya, umat manusia. Kendatipun pada
awal penciptaannya, manusia diciptakan dari tanah yang tidak berharga
dan pada penciptaan berikutnya manusia diciptakan dari perpaduan antara
sperma dan laki-laki (ayah) dan ovum perempuan (ibu) yang menjijikkan,
Allah swt menciptakan manusia dengan penciptaan yang sempurna. Anatomi
yang tersusun mengagumkan, memfasilitasi manusia untuk berkarya dan
berprestasi.
Lebih
menakjubkan lagi, tidak satupun diantara makhluk ciptaannya itu yang
sama persis. Sejuta manusia yang Ia ciptakan sejuta rupa pula yang ia
adakan, tidak pernah seorang ibu tertukar anaknya karena tidak bisa
memedakannya. Semua diciptakan dengan rupa dan karakter yang
berbeda-beda dengan kelebihan dan kekurangan yang beragam pula. Allah
memberikan penjelasan dalam al-Qur`an surat al-Tin 95 ; 4 sebagai berikut:
لَقَدْ خَلَقْنَا اْلاِنْسَـانَ فِي أَحْسَـنِ تَقْـوِيمٍ (4)
Disamping
pencipataan manusia dengan anantomi yang indah dan rupa yang menawan,
Allah pun menganugerahkan kemulian dasar, kemuliaan generic, kepada
setiap manusia yang dilahirkan. Firman Allah secara tegas terdapat dalam
al-Qur`an surat al-Isro` 17 : 70:
وَلَقَدْ
كَـرَّمْنَا بَنِي ءَادَمَ وَحَمَـلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَـحْرِ
وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَـاتِ وَفَضَّـلْنَاهُمْ عَلَى كَـثِيرٍ
مِمَّنْ خَـلَقْنَا تَفْضِـيْلاً (70)
Ayat
Allah ini betul-betul menegaskan dan memastikan bahwa tidak seorangpun
diantara manusia yang dilahirkan di muka bumi ini dalam keadaan hina.
Oleh karena itu, tidak ada satupun manusia berhak memnghina manusia
lainnya. Untuk kemuliaan itu Allah swt lengkapi manusia dengan soft were
yang super canggih yang disebut akal atau ratio. Dengan akal yang
terbimbing dan terpimpin serta bertumpu pada nurani yang disinari
hadayah Allah yang dilengkapi dengan tuntunan ilmu pengetahuan yang
memadai, maka akan memungkinkan bagi manusia untuk menjalankan fungsi
dan tugas kekhalifahannya di muka bumi ini secara benar dan bertanggung
jawab.
Masih
dalam rangka menjaga dan melempangkan kemulian dan martabat kemanusiaan
itu, sekalipun ramat dan karunia yang dianugerahkan kepada manusia
sudah tidak terhitung jumlahnya, namun beban dan kewajiban yang
diberikan sungguh tidak sebnding dengan karunia yang diterimanya. Dengan
bahasa lain tidak akan pernah cukup ibadah atau pengabdian seorang
hamba untuk menebus karunia yang pernah ia terima dari Tuhannya.
Kendatipun Allah swt berkehendak memikulkan beban kepada hamba-Nya,
namun jika beban standar yang dipikulkan itu tidak mampu dilaksanakan
oleh hamba-Nya, maka akan ada pengecualian atau rukhsoh sehingga beban
dilakukan sesuai kemampuan yang bersangkutan. Di dalam al-Qur`an surat al-Baqoroj 2: 268 Allah swt berfirman:
لاَ
يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ
وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ
أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ
عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لَا
طَاقَةَ لَنَا بِهِ
Di dalam surat al-Nisa` 4
: 28 juga ditegaskan dan diakui bahwa Allah swt bermaksud meringankan
beban manusia berdasarkan pertimbangan bahwa manusia, disamping
kemliaannya, memiliki kekurgan dan kelemahan.
يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ وَخُلِقَ اْلاِنْسَانُ ضَعِيفًا(28)
Memang
harus disadari dan diakui, bahwa betapapun mulianya manusia dalam
ciptaan Allah Allah swt, tetap saja ada kelemahan dan kekurangan yang
menyertainya. Kiranya kelemahan itu sudah terbukti sejak orang tua kita
Adam dan Hawa tinggal di surga. Diantara kelemahan manusia adalah
terkadang tidak mampu menghadapi dan menahan godaan sebagai mana dialami
oleh leluhur kita Adam dan Hawa. Ketidakmampuan menahan godaan setan
menggiring mereka berdua terusir dari singgasana surga lalu tercampak ke
dunia.
Begitu
pula dalam kehidupan sehari-hari yang kita saksikan akhir-akhir ini,
tidak sedikit diantara kita orang yang terjerembat kelembah kehinaan dan
kesengsaran karena terseret oleh dahsyatnya arus godaan dunia.
Hal
lain yang sering menjatuhkan martabat dan kemuliaan manusia adalah tiga
serangkai sifat buruk, yaitu العجب, والتكبر, والتفاخر (ujub sombong,
merasa bangga dengan diri sendiri). Sifat ujub dimulai dari kegemaran
kita melihat dan memuji diri sendiri dengan memfokskan pada kelebihan
dan dan keberhasilan (prestasi) tanpa membanding-bandingkan dengan orang
lain. Ujub ini apa bila ditambah dengan keemaran merandahkan orang
lain, maka ujub itu meningkat kualitasnya menjadi takabur. Apa bila
takabbur ditambah dengan kebanggaan-kebanggaan yang berlebihan makan
menjadilah ia soifat tafakhur. Ketiga sikap yang berjenjang ini
merupakan penyakit hati yang dahsyat, yang apa bila sudah tumbuh di
dalam hati tidak mudah mengatasi apa lagi membasminya.
Sebagai
contoh proses lahirnya ujub, takabbur, dan tafakhur dapat dilihat pada
ungkapan berikut ini: “Sungguh hebat saya ini, hartaku berlimpah, amal
solehku banyak, dosaku sedikit”. Di saat itu dia sudah mengantongi sifat
ujub. Namun jika ia berkata: “Aku ini hebat, aku lebih kaya dari pada
si fulan, dia itu miskin, amal solehku lebih banyak dari dari dia
sementara dosanya labih banyak dari dosaku”, maka ketika itu ujubnya
sudah meningkat menjadi takabbur. Apa bila ia perkataannya ia lanjutkan
dengan: “Kamu tidak usah mimpi untuk menyaingi kekayaan dan amal
solehku, karena kamu tidak akan mampu”, maka sesungguhnya pada waktu itu
ketakabburan yang bersangkutan telah meningkat menjadi tafakhur.
Orang
yang memiliki tiga sifat buruk diatas pada mulanya bermaksud untuk
menambah kemuliaan dan martabatnya, tetapi sesungguhnya ujub dan
kesombongan itu sepanjang sejarah telah terbukti justru akan menjatuhkan
kemuliaan dan martabat kemanusiaan. Firun dan Namrud merupakan dua
contoh korban kesombongan dan keangkuhan.
Betapapun
kecilnya kesombongan atau ketakabburan yang bersemayam di lubuk hati
kita, kiranya tetap akan membawa dampak buruk bagi diri dan keluarga,
serta lingkungan. Sungguh kesombongan akan membuahkan kebencian dan
ketidaksenangan dan bahkan akan memunculkan sikap anti pati mansuia lain
terhadap dirinya. Lebih dari itu, Allah swt menyatakan ketidaksukaannya
terhadap orang-orang yang sombong. Firman-Nya dalam al-Qur`an surat al-Nahl 16 : 23:
لاَ جَرَمَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا يُسِرُّونَ وَمَا يُعْلِنُونَ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْتَكْبِرِينَ(23)
Dalam surat al-Nahl 16 : 29 lebih tegas Allah swt berfirman:
فَادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا فَلَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ(29)
Sebagai
mana diuraikan di atas bahwa ifat sombong itu datangnya perlahan-lahan
sehingga sering tidak terasakan, bahkan hampir-hampir tidak disadari.
Kesombongan itu menyelinap dibilik hati kita, terkadang berbaju
keindahan, terkadang berbusana kekuatan dan terkadang tampil seperti
satria penolong, dan bahkan terkadang hadir sebagai orang yang mengerti
agama dan berupaya melawan syri’at dengan berpura-pura mengkajinya.
al-Mu’min 40 : 56
إِنَّ
الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي ءَايَاتِ اللَّهِ بِغَيْرِ سُلْـطَانٍ
أَتَاهُمْ إِنْ فِي صُدُورِهِمْ إِلاَّ كِبْرٌ مَا هُمْ بِبَالِغِيهِ
فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ(56)
Sesungguhnya
orang-orang yang memperdebatkan ttentang ayat-ayat Allah swt tanpa
aargumn yang sampai kepada mereka, tidak ada dalam dada mereka kecuali
(keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tidak akan
mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah swt. Sesungguhnya
Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Mereka
yang di dalam hatinya, baik disadari maupun tidak disadari, terdapat
benih-benih kesombongan, sekecil apapun adanya, niscaya tidak akan
diperkenankan Allah swt mencicipi syurga apa lagi memasukinya. Mari kita
secara bersama-sama memperhatikan sabda Rosulullah saw yang dinukil
dalam sebuah hadis beliau:
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ.
Lebih tegas lagi firman Allah dalam al-Qur`an surat al-Mu’min 40 : 76 yang berbunyi:
ادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا فَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ(76)
Hadirin
Penjelasan
ayat-ayat dan hadis di atas kiranya cukup untuk mengingatkan kita jika
kita belum terkonstaminasi oleh bibit-bibit kesombongan. Begitu pula
dengan muatan ancaman yang terkandung dalam ayat dn hadits ini kiranya
memadai untuk menyadarkan kita apa bila di dalam hati kita telah
tercemar oleh virus-virus kesombongan. Rasa takut kita terhadap
dahsyatnya siksa neraka mungkin akan menghambat pertumbuhan dan
perkembangan kesombongan, sementara kerinduan yang mendalam kita kepada
kenikmatan syurga akan menjadi pertimbangan bagi kita untuk segera
meninggalkan dan menjauhi kesombongan yang sesunguhnya tidak pernah
menguntungkan.
Karena
takut akan siksa akibat dari kesombongan, seorang sahabat, ketika
mendengar hadis di atas lalu bertanya dan meminta penjelasan lebih
lanjut dari Rosulullah saw. Sahabat itu berkomentar:
إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ اَنْ يَكُوْنَ ثَوْبَهُ حَسَنًا وَنَعْلَهُ حَسَنَةً
Mendengar komentar sahabatnya itu lalu Rosulullah saw memberikan penjelasan singkat tetapi memuaskan melalui sabda beliau:
قَالَ: إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ, اَلْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ (مسلم)
Hadirin
Untuk
membentengi diri dari intervensi kesombongan dalam bersikap dan
berprilaku dalam kehidupan sehari-hari, sebaiknya, bahkan seharusnya,
kita memilih dan membangun sikap tawadlu’ di dalam diri kita
masing-masing. Kembali kepada sikap tawadlu’ merupakan langkah yang
bijaksana dan terpuji serta aman dan menyenangkan, lebih-lebih bila
dihubungkan dengan keadaan kehidupan di zaman modern yang penuh dengan
godaan yang menyilaukan.
Hadirin
Tawadlu’
adalah suatu sikap yang menunjukkan kerendahan hati seseorang. Dengan
demikian tawadlu’ merupakan lawan dari sikap tinggi hati. Sikap tinggi
hati selalu muncul dalam bentuk kesombongan. Oleh karena itu, tawadlu’
bukanlah sikap atau rasa rendah diri, tetapi tawadlu’ adalah lawan dari
ujub, takabbur, dan tafakhur. Memilih tawadlu’ berarti menghindari ujub
membuang takabbur dan memusnahkan tafakhur, mengambil ujub, takabbur dan
tafakhur berarti mencampakkan tawadlu’. Kalau ujub, takabbur, dan
tafakhur akan mendorong orang untuk masuk neraka, maka tawadlu’ berarti
menutup salah satu pintu neraka.
Untuk
menguraikan pengertian tawadlu’ sehingga menjadi jelas da konkrit
tentulah tidak mudah, karena tawadlu’ pusatnya berada di dasar hati yang
terdalam. Yang paling memungkinkan adalah menjelaskan fenomena-fenomena
yang menunjukkan sebuah sikap tawadlu’ atau sikap rendah hati yang ada
pada seseorang. Untuk mengurai penjelasan itu dalam sebuah pertanyaan
dikatakan: “Kapan seseorang dapat disebut bersifat tawadlu’ atau rendah
hati”? orang bijak akan menjawab: “Ketika seseorang merasa tidak
memiliki kelebihan padahal sesungguhnya dia lebih dan tidak merasakan
adanya orang yang lebih rendah dari pada dirinya kendatipun sesungguhnya
di lebih tinggi dari orang lain, dia tidak akan tampil berlebihan
sekalipun sesungguhnya dia mampu melakukannya. Ia lakukan segala
sesuatunya semata-mata karena ketundukan mereka kepada Allah swt.
Keikhlasan
itu pula yang menyebabkan yang bersangkutan berhak menerima ganjaran
dan penghargaan yang amat tinggi dan prestisius dari Allah swt
من
ترك اللباس تواضعا لله تعلى وهو يقدر عليه دعاه الله يوم القيامة رؤوس
الخلائق حتى يُخَيِّره من ايِّ خُلَلِ اْلإِيمان شاء يلبسه (الحاكم)
Untuk menjelaskan lebih dalam tentang tawadlu’ saoyidina Umar bin Khottob ra menjelaskan:
قال
عمر ابن الخطاب: رأس التواضع أن تبتدئ بالسلام على من لقيته من المسلمين,
وأن ترضى بالدون من المجلس, وأن تكره أن تذكر بالبر والتقوى (درة الناصحين:
154)
Ketiga
sikap diri yg dikemukakan oleh Umar ibnu Khotob ini bukan hal yang
mudah untuk dilakukan, tetapi membutuhkan latihan yang intensif.
Ditengah kehidupan yang cenderung matererialistis ini sering kita jumpai
dan kita saksikan betapa orang, atau justru diri kita sendiri, lebih
senang menjawab salam ketimbang memberi atau memulai salam. Ada
kemungkinan sikap enggan memulai ini disebabkan adanya perasaan bahwa
dirinya lebih tinggi dari orang lain sehingga dalam anggapannya orang
lainlah yang seharusnya memulai salam kepadanya.
Juga
tidak sedikit orang yang tersinggung atau merasa dilecehkan ketika ia
ditempatkan dibelakang disuatu forum atau majlis karena ia merasa
dirinya lebih terhormat dan lebih pantas untuk dihormati, padahal hal
penempatan itu terjadi hanya karena yang bersangkutan terlambat datang.
Ada pula diantara kita yg justru merasa sengan jika dirinya
disebut-sebut sebagai orang baik, orang berjasa dan lain sebagainya.
Rosulullah
Saw bersabda: bertawadu’lah, dan duduklah bersama orang-orang miskin,
niscaya kamu menjadi orang-orang yang besar disisi SWT dan terlepas dari
sifat sombong dan angkuh.
Latihan
tawadlu’ dapat diawali dengan duduk bersama dengan pembantu.untuk
mendukung konsep ini ada riwayat dari Qois bin Hazim yenjelaskan
peristiwa yang dialami oleh Khalifah ke dua, Umar Ibnu Khottob; kisahnya
demikian.
Saiyidina
Umar Ibnu Khottob, ketika bepergian menuju kota Syam, dalam rangka
kunjungan kerja, bersama dengan pembantunya dengan menunggang seekor
kuda. Mereka sadar betul bahwa jika mereka berdua bersama-sama duduk
menunggang kuda adalah merupakan kezoliman terhadap kuda tersebut, maka
mereka berdua, Umar Ibnu Khottob dan pembantunya sepakat untuk bergilir
atau bergantian menunggang kuda tersebut. Ketika memulai perjalanan Umar
Ibnu Khottob mendapat giliran pertama menunggang kuda sementara
pembantunya mendapat gilian pertama membimbing kuda itu. Selama dalam
pejalan mereka secara rutin bergantian sesuai dengan kesepakatan. Akan
tetapi keitika menjelang sampai di tujuan, dalam hal ini kotaSyam,
giliran menunggang kuda jatuh kepada pembantunya, ementara Umar Ibnu
Khottob mendapat giliran membimbing kuda. Tidak ada perasaan di hati
mereka masing-masing kecuali ikhlas menjalankan kesepakatan yang telah
mereka bangun bersama. Namun, ternyata di depan pintu gerbang kota,
telah berdiri Abu ‘Ubaidah, salah seorang pembesar kota Syam yang
bermaksud menyambut dengan Umar Ibnu Khottob di kota itu. Melihat
kejadian, itu lalu Abu Ubaidah berkata kepada Umar Ibnu Khottob: Wahai
Kholifah, para pembesar kota Syam pada saat itu berkumpul di balai
sidang untuk menyambut Kholifah, maka adalah tidak pantas apa bila nanti
mereka melihat kejadian ini, bagai mana komentar mereka nanti.
Mendengar perkataan yang bernuansa keluhan structural dari Abu Ubaidah itu, lalu Umar Ibnu Khottob menjawab:
إنما أعزنا الله بالإسلام, فلا أبالى من مقالة الناس .
Ternyata dalam pikiran dan prinsip Umar Ibnu Khottob bahwa rendah hati tidak akan menghinakan seseorang.
Dalam
kejadian berikutnya Umar mengaplikasikan kembali sikap tawadlu’nya
dengan kesediaannya memikul ember berisi air lalu diberikan kepada
tetangganya demi untuk menutup rapat-rapat pintu hatinya dari invasi dan
interpensi benih-benih kesombongan. Kiranya ketawadlu’an Umar telah
membangun pengertian dan kesadaran bahwa pujian dan sanjungan rakyatnya
dapat berakibat memunculkan sikap sombong dan angkuh pada dirinya.
Hadirin.
Untuk
memperkaya hazanah kita tentang tawadlu’ ini, mari kita ungkap
sekelumit wejangan Ibrohim bin Syaiban dalam kata-kata hikahnya:
“Ketinggian itu ada di dalam ketawdlu’an, kemulyaan ada di dalam
ketaqwaan, kebebasan/kemerdekaan ada di dalam sikap qana’ah.
Menutup khutbah kita pada hari ini mari kita simak wejangan Imam al-Ghozali yg termaktub dalam bukunya Bidayatul Hidayah.
ينبغي
ان لا تنظر إلى احد إلا وترى أنه خير منك وأن الفضل له على نفسك, فإن رأيت
صغيرا , قلت هذا لم يعص الله تعالى وأنا عصيته فلا شك أنه خير مني, وإن
رأيت كبيرا, قلت: هذا قد عبد الله تعالى قبلي فلا شك أنه خير مني, … وإن
كان جاهلا , قلت: هذا قد عصى الله بجهل وأنا عصيته بعلم فحجة الله علي آكد
وما أدري بما يختم لي وبما يختم له … هكذا وهكذا.
الخطبة الثانية
الحمد
لله حمدا حامدين والشكر لله شكرا شاكرين – اشهد أن لاإله الله المالك الحق
المبين – وأشهد أن محمدا عبده صادق الوعد الأمين – اللهم صل وسلم وبارك
على سيدنا محمد خاتم الأنبياء والمرسلين وعلى آله وأصحابه أجمعين ومن تبعهم
بإحسان إلى يوم الدين – أما بعد فياعباد الله – إتقوا الله ولا تموتن إلا
وأنتم متمسكين بالدين.
بارك
الله لي ولكم في القرآن العظيم, ونفعني وإياكم بما فيه من الأيات والذكر
الحكيم, وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم, أقول قولي هذا
وأستغفر الله العظيم لي ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات, فاستغفروه إنه هو
الغفور الرحيم.