Rabu, Juli 24, 2013

Akhir Zaman

Akhir zaman, Zaman akhir, atau Kiamat biasanya merujuk kepada tulisan eskatologis dalam ketiga agama Abrahamik: Yudaisme, Kristen, dan Islam. Akhir zaman seringkali digambarkan sebagai suatu masa yang diwarnai oleh kesusahan yang mendahului kedatangan kembali dari Mesias yang telah diramalkan. Mesias adalah tokoh yang akan mengantarkan datangnya Kerajaan Allah dan mengakhiri penderitaan dan kejahatan. Namun demikian, gambaran-gambaran terinci tentang kejadian ini tergantung pada keyakinan masing-masing yang dipelajari.

Sejumlah agama dan tradisi memiliki keyakinan-keyakinan tentang Akhir zaman, yang menghasilkan beraneka sistem keyakinan, tradisi, dan perilaku.
Agama-agama Abrahamik
Yudaisme
Dalam Yudaisme, Akhir zaman biasanya disebut Akhir hari-hari (aharit ha-yamim, אחרית הימים), sebuah ungkapan yang beberapa kali muncul dalam Tanakh. Meskipun gagasan tentang bencana mesianik memiliki tempat yang menonjol dalam pemikiran Yahudi, gagasan ini bukanlah suatu proses yang tak dapat berubah yang berdiri sendirian, melainkan ditemukan bersama-sama dengan gagasan tentang penebusan tanpa penderitaan. Kedua gambaran ini kadang-kadang dilihat sebagai dua kemungkinan yang berbeda untuk masa depan Israel.
Akhir Zaman dalam eskatologi Yahudi meliputi sejumlah tema yang saling terkait:
* Mesianisme Yahudi
o Pengumpulan kembali orang-orang yang hidup di pembuangan
o Pembangunan kembali Bait Suci
o Kurban binatang atau Korban
* Dunia yang Akan Datang (Olam ha-Ba), sebuah istilah yang ambigu yang mungkin merujuk kepada kehidupan setelah kematian, dunia mesianik, atau kehidupan setelah kebangkitan
Kesengsaraan yang dicatat dalam Perjanjian Lama
Kejadian-kejadian penuh bencana akan menjungkirbalikkan tatanan dunia yang lama, seperti yang dicatat dalam contoh-contoh ayat berikut ini dalam Alkitab Perjanjian Lama:
Ulangan 4:29-39: Dan baru di sana engkau mencari TUHAN, Allahmu, dan menemukan-Nya, asal engkau menanyakan Dia dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu. Apabila engkau dalam keadaan terdesak dan segala hal ini menimpa engkau di kemudian hari, maka engkau akan kembali kepada TUHAN, Allahmu, dan mendengarkan suara-Nya. Sebab TUHAN, Allahmu, adalah Allah Penyayang, Ia tidak akan meninggalkan atau memusnahkan engkau dan Ia tidak akan melupakan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu. Sebab cobalah tanyakan, dari ujung langit ke ujung langit, tentang zaman dahulu, yang ada sebelum engkau, sejak waktu Allah menciptakan manusia di atas bumi, apakah ada pernah terjadi sesuatu hal yang demikian besar atau apakah ada pernah terdengar sesuatu seperti itu. Pernahkah suatu bangsa mendengar suara ilahi, yang berbicara dari tengah-tengah api, seperti yang kaudengar dan tetap hidup? Atau pernahkah suatu allah mencoba datang untuk mengambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa yang lain, dengan cobaan-cobaan, tanda-tanda serta mujizat-mujizat dan peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan dengan kedahsyatan-kedahsyatan yang besar, seperti yang dilakukan TUHAN, Allahmu, bagimu di Mesir, di depan matamu? Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa TUHANlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia. Dari langit Ia membiarkan engkau mendengar suara-Nya untuk mengajari engkau, di bumi Ia membiarkan engkau melihat api-Nya yang besar, dan segala perkataan-Nya kaudengar dari tengah-tengah api. Karena Ia mengasihi nenek moyangmu dan memilih keturunan mereka, maka Ia sendiri telah membawa engkau keluar dari Mesir dengan kekuatan-Nya yang besar, untuk menghalau dari hadapanmu bangsa-bangsa yang lebih besar dan lebih kuat dari padamu, untuk membawa engkau masuk ke dalam negeri mereka dan memberikannya kepadamu menjadi milik pusakamu, seperti yang terjadi sekarang ini. Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa TUHANlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain.
Yesaya 2:1-5: Firman yang dinyatakan kepada Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan Yerusalem. Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: “Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem.” Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang. Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang TUHAN!
Mikha 4:1-5: Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung rumah TUHAN akan berdiri tegak mengatasi gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; bangsa-bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: “Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran, dan firman TUHAN dari Yerusalem.” Ia akan menjadi hakim antara banyak bangsa, dan akan menjadi wasit bagi suku-suku bangsa yang besar sampai ke tempat yang jauh; mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak, dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang. Tetapi mereka masing-masing akan duduk di bawah pohon anggurnya dan di bawah pohon aranya dengan tidak ada yang mengejutkan, sebab mulut TUHAN semesta alam yang mengatakannya. Biarpun segala bangsa berjalan masing-masing demi nama allahnya, tetapi kita akan berjalan demi nama TUHAN Allah kita untuk selamanya dan seterusnya.
Kejadian-kejadian ini menciptakan suatu tatanan baru di mana Allah secara universal diakui sebagai penguasa atas seluruh ciptaan-Nya, termasuk setiap orang dan segala sesuatu.
Talmud
Dalam tulisan-tulisan lain, salah seorang guru hikmat Talmud berkata:
“Biarkanlah hari-hari terakhir itu datang, tetapi mudah-mudahan aku tidak akan hidup melihatnya”, karena hari-hari itu akan penuh dengan konflik dan penderitaan.”
Talmud, dalam risalat Avodah Zarah, pada halaman 9A, menyatakan bahwa dunia ini seperti yang kita kenal hanya akan ada selama enam ribu tahun. Kalender Ibrani (luach) sepenuhnya berfungsi berdasarkan asumsi bahwa waktu dimulai pada penciptaan Adam, manusia primordial. Banyak orang (khususnya Yahudi Konservatif dan Reformasi dan beberapa orang Kristen) beranggapan bahwa tahun-tahun dalam Torah, atau Alkitab Yahudi, bersifat simbolik. Menurut ajaran-ajaran Yahudi kuno yang diteruskan sekarang ini oleh orang-orang Yahudi Ortodoks, tahun-tahun ini bersifat harafiah dan konsisten sepanjang masa, dengan setiap hari panjangnya 24 jam dan rata-rata per tahunnya dan 365 hari. Penyesuaian-penyesuaian tentu saja dilakukan, sesuai dengan tahun kabisat, untuk memperhitungkan perbedaan antara kalender komariah dan kalender syamsiah, karena kalender Yahudi didasarkan pada keduanya. Jadi, tahun 2007 sama dengan 5767 tahun sejak penciptaan manusia dalam kalender Yahudi yang sekarang. Menurut perhitungan ini, akhir zaman akan terjadi pada atau sebelum tahun 2240 (tahun 6000 dalam kalender Ibrani).
Menurut tradisi Yahudi, mereka yang hidup pada akhir zaman akan menyaksikan:
1. Dikumpulkannya orang-orang Yahudi di pembuangan ke Israel yang ada secara geografis,
2. Dikalahkannya semua musuh Israel,
3. Pembangunan (atau penempatan oleh Allah) kenisah di Yerusalem dan dipulihkannya kembali persembahan kurban dan ibadah di Kenisah,
4. Kebangkitan orang mati (techiat hameitim), atau Kebangkitan,
5. Pada suatu saat, Mesias Yahudi akan menjadi Raja Israel. Ia akan memisah-misahkan orang-orang Yahudi di Israel menurut bagian-bagian wilayah sukunya yang asli di negeri Israel. Pada masa ini, Gog, raja Magog, akan menyerang Israel. Siapa Gog dan negara Magog itu tidak diketahui. Magog akan bertempur dalam suatu pertempuran hebat, yang mengakibatkan jauh korban yang besar di kedua belah pihak, tetapi Allah akan ikut campur dan menyelamatkan orang-orang Yahudi. Ini adalah pertempuran yang dirujuk sebagai Harmagedon. Setelah memusnahkan musuh-musuh terakhir ini untuk selama-lamanya, Allah akan mengenyahkan semua kejahatan dari keberadaan manusia. Setelah tahun 6000 (dalam kalender Yahudi), milenium ketujuh adalah masa kesucian, ketenangan, kehidupan rohani, dan perdamaian di seluruh dunia, yang disebut sebagai Olam Haba (“Dunia Masa Depan”), di mana semua orang akan mengenal Allah secara langsung.”
“Seluruh Israel akan memiliki bagian di dunia yang akan datang.” (Talmud Sanhedrin 10:1) Ramban (Nachmanades) menafsirkan dunia yang akan datang itu sebagai kebaikan tertinggi dan maksud dari penciptaan. Karena itu ia berpendapat bahwa dunia yang akan datang sesungguhnya merujuk kepada kebangkitan orang-orang yang telah meninggal. Suatu peristiwa yang akan terjadi setelah dimulainya zaman mesianik. Ramban berpendapat bahwa seluruh Israel, bahkan orang-orang berdosa, mempunyai bagian dari zaman kebangkitan ini. (The Tzemach Tzedek, Derech Mitzvosecha, Law of Tzitzis).
Kekristenan
Beberapa orang Kristen pada abad pertama Masehi percaya bahwa Yesus mungkin akan datang kembali pada masa hidup mereka, karena Yesus pernah berkata kepada para pengikutnya agar mereka waspada atau bersiaga setiap saat. Dari keyakinan ini muncullah bukti pertama tentang doktrin Iminensi (kedatangan kembali dalam waktu dekat). Ketika orang-orang yang baru dikristenkan oleh Paulus di Tesalonika dianiaya oleh Kekaisaran Romawi, mereka percaya bahwa akhir zaman sudah dekat (lihat 2 Tesalonika pasal 2). Keyakinan ini pada umumnya telah pudar pada sekitar tahun 90 M, ketika orang-orang Kristen berkata, “Kami sudah mendengar tentang hal-hal ini [mengenai akhir zaman] bahkan pada masa bapak-bapak kami, dan tengoklah, kami pun sekarang telah menjadi tua dan tak satupun dari semua itu yang telah terjadi atas kami “.
Wahyu kepada Yohanes dan Injil Yohanes diyakini oleh kebanyakan pakar Kristen di masa kini telah ditulis sekurang-kurangnya satu dasawarsa setelah runtuhnya Yerusalem pada tahun 70 M, dan khususnya sekitar 90-95 M bagi mereka yang mendukung aliran pemikiran Dispensasionalisme. Klaim ini telah ditantang (Lihat Preterisme), dan telah banyak perdebatan yang muncul setelah diterbitkannya buku karya Kenneth Gentry, “Before Jerusalem Fell”, yang argumennya didasarkan pada arkeologi dan teks-teks kuno (termasuk Kitab Wahyu sendiri) bahwa Kitab Wahyu ditulis pada masa pemerintahan kaisar Romawi Nero pada tahun 60-an M.
Kaum Konservatif biasanya menganggap bahwa injil-injil sinoptik ditulis pada masa sebelum jatuhnya Yerusalem. Orang-orang Kristen Liberal memperkirakan ketiga Injil lainnya (sinoptik) ditulis pada masa setelah jatuhnya Yerusalem. Seorang teolog Australia terkemuka dari Sydney, Paul Barnett, membantah hal ini dan menyatakan bahwa injil Yohanes ditulis pada masa yang lebih awal.
Penderitaan menurut Perjanjian Baru
Tema kenabian Perjajian Baru juga mencerminkan Perjanjian Lama, yakni, Penderitaan. Dalam Perjanjian Baru, Yesus merujuk kepadanya sebagai “Penderitaan Besar”, “Penyiksaan”, dan “hari-hari pembalasan.”
Matius 24:15-22: “Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel — para pembaca hendaklah memperhatikannya — maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya, dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya. Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu. Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat. Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat.
Markus 13:14-20: “Apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat yang tidak sepatutnya — para pembaca hendaklah memperhatikannya — maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan. Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun dan masuk untuk mengambil sesuatu dari rumahnya, dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya. Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu. Berdoalah, supaya semuanya itu jangan terjadi pada musim dingin. Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia, yang diciptakan Allah, sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. Dan sekiranya Tuhan tidak mempersingkat waktunya, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan yang telah dipilih-Nya, Tuhan mempersingkat waktunya.
Lukas 21:20-33: “Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan, dan orang-orang yang berada di dalam kota harus mengungsi, dan orang-orang yang berada di pedusunan jangan masuk lagi ke dalam kota, sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada tertulis. Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu! Sebab akan datang kesesakan yang dahsyat atas seluruh negeri dan murka atas bangsa ini, dan mereka akan tewas oleh mata pedang dan dibawa sebagai tawanan ke segala bangsa, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, sampai genaplah zaman bangsa-bangsa itu.” “Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang, dan di bumi bangsa-bangsa akan takut dan bingung menghadapi deru dan gelora laut. Orang akan mati ketakutan karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.” Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: “Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga, jika kamu melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.”
Ajaran Katolik

Penghakiman Terakhir – Fresco di Kapel Sistine oleh Michelangelo.
Gereja Katolik Roma pada umumnya menganut aliran pemikiran Amilenial, yang dikemukakan oleh Augustinus dari Hippo dalam karyanya “Kota Allah”. Augustinus mengklaim sebuah penggenapan nubuat yang tidak harafiah. Umat Katolik dapat pula merujuk kepada Injil Matius 24:36; di sini Kristus dilaporkan mengatakan:
“Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.”
Sementara sebagian yang percaya akan penafsiran harafiah terhadap Alkitab menegaskan bahwa ramalan tentang tanggal-tanggal atau waktu itu sia-sia, dan sebagian penulis lainnya percaya bahwa Yesus meramalkan tanda-tanda yang akan menunjukkan bahwa “akhir zaman” sudah dekat. Sebagian dari tanda-tanda ini adalah gempa bumi, bencana alam, masalah-masalah di masyarakat, ‘peperangan dan kabar burung tentang perang’, dan bencana-bencana lain. Namun tentang kapan persisnya semua itu akan terjadi, ia akan datang “seperti pencuri di malam hari”.
Menurut Katekismus Gereja Katolik, iman Katolik mengenai “akhir zaman” dibahas dalam Pengakuan Iman.
Gereja-gereja Protestan

Antikristus, oleh Lucas Cranach Senior (1521) Di sini Antikristus diperlihatkan mengenakan mahkota tiga lapis dari Paus di Poma.
Kaum Milenialis memusatkan perhatian pada apakah orang-orang yang percaya sejati akan menyaksikan penderitaan atau disingkirkan dari padanya dalam apa yang disebut sebagai Pengangkatan Pra-Penderitaan, suatu persoalan yang terus-menerus menghasilkan perpecahan di kalangan kaum evangelikal. Kaum Amilenialis percaya bahwa akhir zaman mencakup waktu dari kenaikan Kristus ke surga hingga Hari Kiamat dan menegaskan bahwa sebutan “seribu tahun” dalam Kitab Wahyu dimaksudkan untuk ditafsirkan secara metaforis (artinya, tidak secara harafiah, atau ‘secara rohani’).
Keyakinan-keyakinan tentang Akhir zaman di kalangan Kekristenan Protestan sangat berbeda-beda. Kaum Kristen pra-milenialis yang percaya bahwa Akhir zaman sedang terjadi saat ini, biasanya spesifik tentang garis waktu yang berpuncak pada hancurnya dunia. Bagi sebagian orang, Israel, Uni Eropa, atau Perserikatan Bangsa-Bangsa dipandang sebagai pemain-pemain utama yang peranannya telah diramalkan dalam Kitab Suci. Di antara para penulis pra-milenial dispensasional, ada orang-orang yang percaya bahwa orang Kristen secara adikodrati akan dikumpulkan ke surga oleh Yesus dalam suatu peristiwa yang disebut Pengangkatan, yang terjadi sebelum “Penderitaan Besar” yang dinubuatkan dalam Matius 24-25; Markus 13 dan Lukas 21. Penderitaan Besar ini juga disebutkan dalam kitab terakhir dalam Alkitab – Kitab Wahyu.
‘Akhir zaman’ dapat pula merujuk semata-mata pada beralihnya suatu zaman atau masa yang panjang tertentu dalam hubungan antara manusia dengan Allah. Para penganut pandangan ini kadang-kadang mengutip Surat 2 Timotius, dan menarik analogi dengan akhir abad ke-20/awal abad ke-21.
Kitab-kitab nubuatan Ibrani pasca-pembuangan seperti misalnya Kitab Daniel dan Kitab Yehezkiel memperoleh penafsiran-penafsiran baru dalam tradisi Kristen ini, sementara ramalan-ramalan apokaliptik muncul dalam Orakel Sibil Yahudi-Kristen dan dalam keseluruhan lapangan sastra apokaliptik, yang mencakup Kitab Wahyu yang konon ditulis oleh Yohanes, kitab-kitab apokrif Wahyu kepada Petrus, dan Kitab 2 Esdras.
Kebanyakan orang Kristen fundamentalis mengantisipasi nubuat Alkitab akan digenapi secara harafiah. Mereka memandang perang di dunia dan regional, gempa bumi, badai, tan bencana kelaparan sebagai permulaan dari sakit saat bersalin yang Yesus gambarkan dalam Matius 24:7-8 dan Markus 13:8. Mereka percaya bahwa umat manusia dimulai di Taman Eden, dan menuju ke Megido sebagai tempat berakhirnya kelak sistem dunia yang ada sekarang ini, dengan datangnya Mesias yang akan memerintah selama 1.000 tahun.
Istilah Akhir zaman dalam penggunaannya di masa kini telah berkembang dari penggunaan di sekitar sekelompok keyakinan harafiah dalam milenialisme Kristen. Keyakinan-keyakinan ini biasanya mencakup gagasan-gagasan bahwa apokalips alkitabiah akan segera datang dan bahwa berbagai tanda dalam kejadian-kejadian di masa kini merupakan petunjuk dari puncak sejarah dunia yang dikenal sebagai pertempuran Harmagedon. Keyakinan-keyakinan ini secara luas dianut dalam suatu bentuk, oleh gerakan Adventis (Millerit), oleh Saksi-Saksi Yehuwa, dan dalam bentuknya yang lain oleh kaum pra-milenialis dispensasional. Pada 1918 sebuah kelompok yang terdiri atas delapaon pengkhotbah terkenal menerbitkan sebuah Manifesto London yang memperingatkan kedatangan Kristus kedua kali yang akan segera terjadi tak lama setelah pembebasan Yerusalem pada 1917 oleh Inggris.
Gerakan-gerakan keagamaan yang mengharapkan bahwa kedatangan Kristus yang kedua kalinya, akan terjadi dalam bentuk suatu peristiwa bencana hebat, yang umumnya disebut adventisme, telah muncul di sepanjang era Kristen; tetapi mereka menjadi umum khususnya pada masa Reformasi Protestan dan sesudahnya. Kaum Shakers, Emanuel Swedenborg (yang menganggap kedatangan Kristus yang kedua kali itu simbolik, dan bahwa hal itu sudah terjadi pada 1757), dan yang lain-lainnya telah mengembangkan seluruh sistem keagamaan di sekitar suatu keprihatinan terhadap kedatangan Kristus yang kedua kalinya, yang disingkapkan oleh nubuat baru atau karunia-karunia penyingkapan yang khusus. Kaum Millerit adalah kelompok-kelompok keagamaan yang beraneka rupa yang memiliki kesamaan untuk mengandalkan suatu karunia penafsiran yang khusus untuk menetapkan tanggal kedatangan kembali Kristus.
Perbedaan antara gerakan-gerakan Millerit dan Adventis abad ke-19 dengan keyakinan nubuat masa kini ialah bahwa William Miller dan para pengikutnya menetapkan waktu kedatangan kembali Kristus dengan perhitungan-perhitungan kalender yang didasarkan pada tulisan-tulisan apokaliptik di Alkitab. Mereka mulanya menetapkan tahun 1844 sebagai tahun kedatangan kembali Kristus. Komputasi seperti ini juga muncul dalam sejumlah keyakinan nubuat di masa kini, tetapi sedikit saja nabi-nabi Akhir zaman di masa kini yang menggunakannya untuk menetapkan suatu tanggal. Sebaliknya, jadwal mereka akan dipicu oleh peperangan-peperangan di masa depan dan bencana moral, dan dengan demikian mereka percaya bahwa penghakiman Allah terhadap dunia yang dilanda konflik dan korup ini sudah makin dekat.
Preterisme
Sebuah pandangan lain tentang ‘akhir zaman’ yang dikenal sebagai Preterisme berbeda dengan konsep tentang ‘akhir zaman’ dan ‘kiamat’, dan mengajukan suatu pemahaman lain tentang nubuat-nubat ini. Menurut mereka, nubuat-nubuat ini terjadi pada abad pertama, lebih tepatnya pada tahun 70 M., ketika Bait Suci Yahudi dihancurkan, dan kurban-kurban binatang dihentikan. Menurut pandangan ini, konsep ‘akhir zaman’ merujuk kepada berakhirnya perjanjian antara Allah dan Israel, daripada hari kiamat, atau hancurnya planet Bumi. Berbeda dengan sistem-sistem teologis Kristen lainnya, Preterisme menganut suatu pandangan yang eksklusif dan unik ttentang alam dan masa ‘Akhir zaman’, dalam pengertian bahwa kaum Preteris mengajarkan bahwa ‘akhir zaman’ terjadi pada abad pertama Masehi.
Preteris percaya that nubuat-nubuat seperti misalnya Kedatangan Kristus yang kedua kali, pemcemaran Bait Suci, penghancuran Yerusalem, Antikristus, Kesengsaraan Besar, datangnya Hari Tuhan dan Penghakiman Terakhir telah digenapi pada atau sekitar tahun 70 M., ketika sang jenderal Romawi (dan belakangan Kaisar) Titus menjarah Yerusalem dan menghancurkan Bait Suci Yahudi, dan mengakhiri untuk selama-lamanya persembahan kurban binatang sehari-hari.
Para penganjur Preterisme Penuh tidak percaya akan kebangkitan orang mati dan menempatkan kejadian ini serta kedatangan Kristus yang kedua kali pada 70 M., sementara para penganjur Preterisme Parsial percaya akan kebangkitan orang mati secara jasmani pada kedatangan Kristus yang kedua kali yang akan terjadi di masa depan. Kaum preteris penuh berpendapat bahwa orang-orang yang menganggap dirinya sebagai preteris parsial sesungguhnya adalah futuris saja karena mereka percaya akan kedatangan Kristus yang kedua kali, kebangkitan, pengangkatan dan penghakiman yang masih akan terjadi di masa depan.
Banyak penganut preteris percaya orang-orang Kristen yang hidup di abad pertama secara harafiah diangkat dari muka bumi untuk bersama-sama dengan Kristus. Pada saat itu, tubuh mereka diubah hingga menjadi seperti tubuh Kristus. Kaum preteris juga percaya bahwa istilah ‘Hari-hari Terakhir’ atau ‘Akhir zaman’ tidak merujuk kepada hari-hari terakhir dari planet Bumi, atau hari-hari terakhir umat manusia, tetapi pada hari-hari terakhir dari Perjanjian yang Lama, Perjanjian Musa yang Allah punyai secara eksklusif dengan Israel hingga tahun 70 M.
Menurut Preterisme, banyak nas tentang waktu dalam Perjanjian Baru yang tampaknya menunjuk dengan pasti bahwa kedatangan Kristus yang kedua kali, dan ‘Akhir zaman’ yang diramalkan dalam Alkitab seharusnya terjadi pada masa hidupnya murid-murid Kristus: Matius 10:23, Matius 16:28, Matius 24:34, Matius 26:64, Roma 13:11-12, 1 Kor. 7:29-31, 1 Kor. 10:11, Flp. 4:5, Yakobus 5:8-9, 1 Pet. 4:7, 1 Yoh. 2:18.
Nubuat-nubuat Dispensasionalis
Pembentukan kembali negara Israel pada 1948 telah menjadi pendorong utama bagi sistem keyakinan dispensasionalis. Sejarah peperangan Israel setelah 1948 dengan negara-negara Arab tetangganya telah menjadi dasar penelitian lebih jauh sepeti yang terlihat dalam sekurang-kurangnya satu buku oleh John F. Walvoord. Setelah Perang Enam Hari pada 1967, dan Perang Yom Kippur pada 1973, tampaknya banyak orang Kristen Fundamentalis pada tahun 1970-an yang memahami bahwa gejolak Timur Tengah telah menyebabkan penggenapan terhadap berbagai nubuat Alkitab dan Pertempuran Harmagedon.
Para pemimpin gerakan dispensasionalis seperti misalnya Hal Lindsey, J. Dwight Pentecost, John Walvoord, yang semuanya berlatar belakang pendidikan Seminari Teologi Dallas, dan sejumlah penulis lainnya, mengklaim lebih jauh bahwa Masyarakat Ekonomi Eropa yang didirikan berdasarkan Perjanjian Roma adalah Kekaisaran Romawi yang dihidupkan kembali, dan akan menjadi kerajaan dari Antikristus yang akan datang dan sang binatang buas. Kekaisaran Romawi yang hidup kembali ini juga muncul dalam penglihatan penulis Perjanjian Baru tentang masa depan. Kenyataannya ialah bahwa pada awal 1970-an, ada (demikianlah pemikiran yang keliru) tujuh negara di Masyarakat Ekonomi Eropa yang dianggap signifikan. Hal ini mengaitkan MEE dengan binatang berkepala tujuh yang disebutkan dalam Kitab Wahyu. Nubuat yang spesifik ini telah membutuhkan revisi, tetapi gagasan tentang Kekaisaran Romawi yang bangkit kembali tetap hidup. Ada keyakinan bahwa kekaisaran ini akan terbentuk ketika Uni Eropa menjadi suatu satu negara dan muncul sebagai sebuah negara adidaya. Dalam pemikiran ini, yang dimaksud dengan Antikristus kemungkinan adalah Presiden Uni Eropa atau presiden penggantinya, kemungkinan dari sebuah Eropa Serikat.
Pada 1 Juni 2000, Israel menjadi sebuah Anggota Asosiasi dari Uni Eropa. Perjanjian ini dirundingkan pada 1995. Kedudukan sebagai anggota asosiasi ini memungkinkan Israel bekerja sama dengan Eropa dalam industri, perdagangan, transporasi, komunikasi, dan pemanfaatan energi. Israel kini resmi dikaitkan dengan apa yang disebut sebagai Kekaisaran Romawi yang bangkit kembali. Ada klaim bahwa kedudukan anggota asosiasi Israel dengan Eropa ini membangun hubungan yang akan dimiliki oleh Israel dengan Antikristus.
Binatang itu (Antikristus) diyakini sebagai pemimpin diktator dari “sebuah pemerintahan dunia.” Ia akan menjanjikan perdamaian kepada dunia sementara memimpin penduduk dunia kepada kemurtadan, dan memaksakan “sebuah sistem keuangan dunia” berdasarkan angka 666.
Mengutip Wahyu 13:16-18:
“Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya, dan tidak seorang pun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya. Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.”
Jadi, dengan pemahaman ini, diyakini – baik dahulu maupun sekarang – bahwa setiap orang, agar dapat masuk ke dalam sistem ekonomi ini, harus memiliki Bilangan Sang Binatang dalam bentuk tertentu yang dicapkan pada diri mereka. Hal ini membangkitkan spekulasi tentang sifat tanda tersebut. Sebuah teori mengatakan itu adalah sebuah kepingan computer, seperti misalnya sebuah sirkuit integrasi yang disisipkan atau disuntikkan dengan sebuah jarum suntik ke bawah kulit, barangkali sebuah transponder, lihat pula Implan kepingan mikro (manusia). Seperti halnya para kaisar Romawi di zaman dahulu, ia akan memaksakan kematian syahid atas mereka yang menolak mengenakan tanda ini. Pada suatu saat setelah munculnya, ada sejumlah besar orang Yahudi yang akan beralih memeluk agama Kristen dan memberitakan Injil setelah orang-orang Kristen disingkirkan melalui Pengangkatan.
Sebagian orang yang percaya akan teori ini mulai membaca judul-judul berita di koran, prihatin bahwa sejumlah pemimpin dunia mungkin memiliki ciri-ciri yang dinubuatkan sebagai sang Antikristus, dan bertanya-tanya apakah kekerasan yang berlanjut di Timur Tengah itu kemungkinan merupakan tanda dari Harmagedon yang segera akan terjadi. Mereka juga prihatin dengan hal-hal seperti Nomor Keamanan Sosial dan barcode UPC, prihatin bahwa nomor-nomor identifikasi pajak ini kemungkinan merupakan pendahulu dari Bilangan sang Binatang. Penerimaan terhadap tanda in berarti bahwa jiwa kita akan dikutuk.
Sang Antikristus, (diyakini), akan menjadi pusat perhatian di ‘panggung dunia’ mula-mula sebagai juru damari global yang disebut Daniel dalam Daniel 9:27. Raja yang akan datang ini akan mengadakan perjanjian dengan Israel selama tujuh tahun. Mungkin dengan menggunakan perlucutan senjata global, ia akan menjanjikan perdamaian di dunia setelah suatu perang yang men ghancurkan di masa depan (perang masa depan ini adalah keyakinan dari kaum penganut pasca-Penderitaan; bukan kaum Dispensasionalis). Sekutunya dalam kepemimpinan dunia adalah si Pelacur Babel yang dilihat dalam suatu penglihatan oleh Yohanes, dan dicatat dalam Wahyu 17. Yohanes melihat pelacur misterius ini benar-benar menunggang sang Binatang dan menunjukkan kekuasaannya atasnya selama beberapa waktu. Entitas ibu-pelacur ini mengepalai sebuah gereja yang murtad atau sistem global dari agama palsu, yang mencakup gereja-gereja lainnya, yang kurang berpengaruh.
Pada pertengahan tujuh tahun terakhir, dunia yang diporak-porandakan oleh wabah dan gejolak berpaling kepada sang Antikristus untuk memimpinnya. Pengharapan mereka ialah bahwa seorang diktator dunia akan menjanjikan “perdamaian dan keamanan” dan ia akan mengantarkan suatu zaman baru. Namun demikian, sang Antikristus dikuasai langsung oleh Setan dan pada akhirnya akan memperlihatkan rencananya yang sesungguhnya. Kembali, dalam Daniel 9:27, sang nabi menyatakan bahwa pada saat ini “raja” ini akan menghentikan kurban-kurban harian, (yang telah dimulai kembali di Gunung Bait Suci). Ia kemudian melakukan suatu pencemaran agama yang menghebohkan yang tidak berbeda dengan pencemaran yang dilakukan oleh penguasa Seleukus Yunani Antiokhus IV Epifanes. Kini, setelah ia menampakkan diri sepenuhnya sebagai sang Binatang, sang Antikristus akan memerintah di seluruh dunia sebagai seorang diktator dan mendirikan sistem ekonominya berdasarkan tanda bilangan ’666′. Penganiayaannya terhadap orang-orang Kristen baru, maupun terhadap bangsa Yahudi pada saat itu tidak akan ada tandingnya. Masa tiga setengah tahun penyiksaan yang dahsyat ini dirujuk oleh nabi Yehezkiel, Yeremia, Yoel, Daniel dan nabi-nabi kitab suci lainnya melalui tulisan-tulisan dalam Perjanjian Lama dan Baru. Hal ini juga diucapkan oleh Yesus Kristus dalam Khotbah di Bukit Zaitun dan ucapan tentang domba dan kambing. Dalam Wahyu 13, Rasul Yohanes menetapkan ‘lamanya kesusahan ini’ mencapai 42 bulan Alkitab, atau tiga setengah tahun. Masa ini dirujuk oleh para eskatologis Alkitab sebagai masa “Siksaan yang Dahsyat”. Periode ini juga bersamaan dengan masa “Kesusahan Yakub” (Yeremia 30:7) dan penghancuran Yerusalem dirujuk oleh Yohanes dalam Kitab Wahyu ps. 11.
Pada akhirnya, sang Antikristus, di bawah tekanan yang datang dari ‘raja-raja di Timur’, memerintahkan pasukan-pasukannya untuk menyerang ancaman Asia ini. Peperangan ini berlangsung di lembah Megiddo, yang menurut Kitab Wahyu merupakan tempat yang dikenal sebagai lokasi Pertempuran Harmagedon yang akan datang. Lembah Megiddo adalah sebuah lembah besar yang terletak di sebelah barat laut Israel. Pada puncak ceritanya, Yesus kembali lagi dalam kedatangan-Nya yang kedua kali. Ia menghancurkan pasukan-pasukan yang bekrumpul untuk perang melawan Yerusalem ini. Menurut Wahyu 19:19-21:
” Dan aku melihat binatang itu dan raja-raja di bumi serta tentara-tentara mereka telah berkumpul untuk melakukan peperangan melawan Penunggang kuda itu dan tentara-Nya. Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang. Dan semua orang lain dibunuh dengan pedang, yang keluar dari mulut Penunggang kuda itu; dan semua burung kenyang oleh daging mereka.”
Nasib yang berbeda dari Gereja dan Israel, keyakinan yang inheren dalam dispensasionalisme adalah suatu keprihatinan khusus bagi sebagian orang Yahudi dan sebagai orang Kristen evangelikal. Kaum evangelikal yang menolak dispensasionalisme, seperti misalnya mereka yang percaya akan Pengangkatan pasca-Siksaan Dahsyat, (atau lebih tepatnya Kebangkitan-Pengangkatan pasca-Siksaan Dahsyat), melihat baik Gereja maupun Israel masuk ke dalam konflik Akhir Zaman ini besama-sama. Kaum Pra-Milenialis tradisional ini, demikian biasanya mereka disebut, menolak dispensasionalisme dan eskatologi akhir zamannya yang dianggap menimbulkan sebuah eskatologi yang kabur yang bercirikan “apartheid orang-orang Terpilih”. Mereka menganggap doktrin Pra-Tribulation Pengangkatan dispensasionalis ini hanya melayani diri sendiri dan sangat tidak mungkin merupakan kebijakan Hari-hari Terakhir yang benar dari Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Mereka juga melihat “imamat yang rajawi dan bangsa yang kudus” yang dirujuk oleh Musa dan oleh Rasul Petrus disingkapkan dalam Apokalips sebagai sisa satu-satunya dari Yang Terpilih, yang diambil dari Israel dan dari Gereja yang lebih luas di berbagai negara.
Berbeda dengan gerakan Adventis Millerit, Dispensasionalisme berawal pada abad ke-19, ketika John Nelson Darby, pendiri denominasi keagamaan Plymouth Brethren, menggabungkan ke dalam sistem penafsiran Alkitabnya sebuah sistem untuk menata masa Alkitab ke dalam sejumlah dispensasi yang terpisah-pisah, yang masing-masing menandai suatu perjanjian yang terpisah dengan Allah. Keyakinan Darby disebarluaskan dalam Alkitab Rujukan Scofield, karya Cyrus I. Scofield, sebuah Alkitab beranotasi yang menjadi populer di Amerika Serikat.
Karena kebanyakan nabi-nabi Alkitab itu menulis pada suatu masa ketika [Israel] umumnya masih Yahudi, dan Bait Suci di Yerusalem masih berfungsi, mereka menulis seolah-olah lembaga-lembaga itu masihakan beroperasi pada masa kejadian-kejadian yang dinubuatkan itu. Menurut Preterisme inilah penggenapan dari nubuat-nubuat itu. Namun demikian, menurut kaum Futuris penghancuran mereka pada 70 M menyebabkan jadwal kenabian tersebut, kalau memang ada, tertunda. Karena itu, banyak penganut keyakinan seperti ini mengantisipasikan kembalinya orang-orang Yahudi ke Israel dan pembangunan kembali Bait Suci sebelum Kedatangan Kristus yang kedua kali dapat erjadi. (Lihat Zionisme Kristen)
Gerakan-gerakan kenabian yang spesifik
Pada 1843, William Miller membuat ramalannya yang pertama dari serangkaian ramalan lainnya bahwa dunia akan kiamat hanya dalam beberapa bulan. Ketika ramalannya tidak terwujud, (dirujuk sebagai Kekecewaan Besar), para pengikut Miller keluar dan mendirikan gereja-gereja yang terpisah, dan yang paling sukses di antaranya adalah Gereja Advent Hari Ketujuh.
Orang-orang Suci Zaman Akhir dan Mormonisme
Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, juga dikenal sebagai Mormon, telah mengajarkan bahwa umat manusia kini hidup pada Hari-hari Terakhir.
Sebagian dari Orang-orang Suci Zaman Akhir percaya bahwa masa keberadaan bumi hanyalah 7000 tahun, dan bahwa masa kini kita sudah mendekati tahuh ke-6000. Mereka tidak berspekulasi tentang waktu, hari atau tahun kedatangan Kristus yang kedua kali, tetapi mereka mengamati petunjuk-petunjuk tentang kedatangan peristiwa tersebut.
Orang-orang Suci Zaman Akhir percaya bahwa gereja mereka dipimpin oleh nabi-nabi yang menerima pengilhaman dan petunjuk dari Allah. Sejumlah pemimpin Mormon telah mengajarkan bahwa bumi telah diberikan masa keberadaan selama tujuh ribu tahun, dan bahwa bumi sedang menjelang akhir dari mileniumnya yang keenam. Pemimpin Mormon Orson F. Whitney menyatakan bahwa umat manusia kini berada pada “Sabtu larut malam” dari keberadaan bumi, dan bahwa tahun yang ke-7000 akan ditandai oleh kedatangan Kristus yang kedua kali dan diantarkannya kerajaan seribu tahun, yang akan menjadi sabat Bumi dan hari istirahat. Meterai ketujuh dan terompet ketujuh dari KItab Wahyu mengisahkan milenium ketujuh yang diberikan kepada Bumi menjurut teologi Mormon.
Orang-orang Suci Zaman Akhir seringkali dinasihati agar waspada terhadap “tanda-tanda zaman” tetapi tidak takut kepadanya. Pernyataan “bila engkau siaga, engkau tak perlu takut ” (dari Doktrin dan Perjanjian 38:30) telah menjadi semacam mantra di antara Orang-orang Suci Zaman Akhir. Peperangan, wabah penyakit, kehancuran ekonomi, bencana alam dan lain-lainnya adalah bagian dari apa yang dilihat oleh Orang-orang Suci Zaman Akhir sebagai tanda-tanda zaman. Khususnya, sebuah gempa bumi besar disebutkan dalam semua kasus ini.
Kejadian-kejadian lain yang dianggap penting oleh Orang-orang Suci Zaman Akhir, dan yang sebagian tanggal-tanggalnya konon telah terjadi:
* Otoritas imamat yang telah hilang dalam kemurtadan besar, akan dipulihkan (ini sudah terjadi pada Mei 1829).
* Injil Yesus Kristus yang murni akan dipulihkan, dan diajarkan di gereja-Nya (sudah terjadi, menurut keyakinan Mormon, pada 6 April 1830).
* Elia akan datang kembali dan memberikan kunci-kunci imamat (sudah terjadi, menurut keyakinan Mormon, pada 3 April 1836).
* Kembalinya orang-orang Yahudi ke Yerusalem dan Israel, seperti yang didedikasikan oleh Orson Hyde pada 24 Oktober 1841 (gelombang pertama imigrasi Yahudi ke Israel, atau Aliyah (עלייה) dimulai pada 1881).
* Pembangunan sedbuah Bait Suci di Israel (ini belum terjadi).
* Pembangunan Bait Suci di Zion, Jackson County, Missouri (belum terjadi, meskipun lokasinya telah ditandai).
* Bait Suci akan “menjamur di bumi” (menurut sumber-sumber Mormon, 136 Bait Suci (Gereja Mormon) telah berdiri hingga Desember 2006).
* Pertemuan imamat para pemimpin dengan makhluk-makhluk surgawi dan Kristus di Adam-ondi-Ahman (ini belum terjadi).
* Kristus akan muncul di Bait Suci di Jackson County, Missouri (belum terjadi).
* Peperangan akan merebak ke semua negara.
* Negara-negara di dunia akan dikumpulkan untuk melawan Israel.
* Yang jahat akan dimusnahkan oleh api (sejumlah tradisi merujuk kepada suatu pemusnahan nuklir, dan yang lainnya berpendapat bahwa hal ini akan terjadi pada kedatangan kembali Kristus.)
* Injil yang dipulihkan akan diberitakan di semua negara, dalam berbagai puak, bahasa, dan bangsa (menurut sumber-sumber Mormon, ada 53.000 misionaris di 165 negara pada 2005).
Banyak Bait Suci Orang-orang Suci Zaman Akhir menampilkan sebuah patung Moroni pada puncaknya yang tertinggi. Kebanyakan dari patung ini menghadap ke Timur, arah datangnya Kristus kelak. Bait Suci di Salt Lake City mempunyai dua pintu yang besar di sisi Timur bangunannya, yang tidak digunakan. Menurut tradisi Kristus akan memasuki Bait Suci melalui pintu-pintu ini, ketika Ia datang kembali.
Setelah kedatangan Kristus ke Bukit Zaitun, dan penghancuran terhadap yang jahat, orang-orang benar will akan hidup di bumi adalam suatu perdamaian dan kemakmuran yang relatif selama milenium, di bawah pimpinan Kristus. Gereja-gereja lain mungkin masih ada pada masa ini, dan tidak semua orang yang hidup akan menjadi Mormon, tetapi orang-orang itu akan mewakili bagian dari orang-orang yang “lebih benar” di muka bumi. Pekerjaan misi dan pekerjaan Bait Suci untuk mereka yang sudah mati (lihat Baptisan untuk orang mati) akan berlanjut selama masa seribu tahun ini dan pekerjaan misi serta penelusuran silsilah akan menjadi pusat perhatian utama dari anggota-anggota Gereja dan orang-orang benar lainnya yang akan hidup pada masa hingga penghakiman terakhir.
Joseph Smith menerbitkan sebuah versi yang diilhami dari Templat:Sourcetext 24, yang berkaitan dengan akhir zaman.
Anggota-anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir percaya bahwa, pada permulaan Zaman Kerajaan Seribu Tahun, Yesus Kristus Tuhan akan muncul dalam kedatangan-Nya yang kedua kali dan mengantarka suatu masa kedamaian selama seribu tahun, yang disebut Milenium atau Kerajaan Seribu Tahun, di mana Setan akan diikat (Doktrin dan Perjanjian 88:110), yang jahat akan disingkirkan dari muka bumi, dan orang-orang benar akan “dicegat untuk menemuinya “. Kebangkitan orang-orang benar yang telah mati akan terjadi – mereka juga akan “dicegat untuk menemuinya.” (Doktrin dan Perjanjian 88:96-97). Selama Kerajaan Seribu Tahun ini, setiap orang yang pernah hidup di muka bumi akan dibangkitkan. Orang-orang yang benar akan dibangkitkan pada permulaannya, dan akan dapat mengunjungi bumi untuk memulihkan pengetahuan tentang sejarah keluarga; yang jahat akan dibangkitkan pada akhir Milenium (Doktrin dan Perjanjian 76:85).
Pada saat kebangkitan setiap orang, Penghakiman Terakhir mereka akan terjadi, dan pada saat itu setiap orang akan ditempatkan dalam salah satu dari tiga kerajaan: Kerajaan Surgawi, Kerajaan Bumi, dan Kerajaan yang Jauh. Dalam Doktrin dan Perjanjian, Joseph Smith Jr., yang dipercayai sebagai penerjemah Kitab Mormon dan nabi Mormon, pemimpin, dan pelihat pertama untuk Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, mengungkapkan bahwa kerajaan-kerajaan ini akan dipisahkan ke dalam berbagai tingkat kemuliaan yang sebanding dengan matahari, bulan, dan bintang-bintang. Matahari, sebagai yang paling terang di antara benda-benda langit ini, setara dengan kemuliaan kerajaan surgawi, yang disediakan bagi mereka yang menaati perintah-perintah, hidup dengan benar, dan dibaptiskan. Bulan, yang cahayanya kedua paling terang di antara benda-benda langit, setara dengan kerajaan bumi, yang disediakan bagi mereka yang benar dalam pengertian tertentu, tetapi tidak terus-menerus menaati perintah-perintah dan/atau tidak dibaptiskan. Bintang-bintang, yang cahayanya paling redup di antara semua benda langit, sebanding dengan kerajaan telestial yang jauh, yang disediakan untuk orang-orang yang jahat dan melakukan dosa-dosa besar tanpa bertobat, termasuk para pembunuh. Sekelompok kecil orang yang menolak Yesus Kristus setelah menerima pengetahuan yang penuh dan tidak terbantahkan tentang keilahiannya, akan dimasukkan ke dalam apa yang disebut sebagai kegelapan luar, yaitu tempat untuk Setan dan pada akhirnya akan ditempatkan untuk selama-lamanya dengan balatentara malaikatnya.(Doktrin dan Perjanjian 76:43-46)
Sementara kapan tepatnya Kristus akan datang kembali tidak diketahui dalam teologi Mormon, ada tanda-tanda tertentu yang diterima sebagai petunjuk bagi kedatangannya kembali:
* Gunung rumah Tuhan akan didirikan di puncak gunung-gunung, Yesaya 2: 2-3.
* Tuhan akan mengangkat sebuah panji dan mengumpulkan Israel, Yesaya 5: 26 (2 Nefi 15: 26-30).
* Matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak akan bercahaya, Yesaya 13: 10 (Yoel 3: 15; Doktrin dan Perjanjian 29: 14).
* Manusia akan melanggar hukum dan melanggar perjanjian yang kekal, Yesaya 24: 5.
* Kaum Nefi (bangsa kuno di benua Amerika yang telah jatuh ke dalam dosa, keturunan Yusuf di Mesir) akan berbicara sebagai suara dari debu, Yesaya 29: 4 (2 Nefi 27).
* Israel akan dikumpulkan dengan kuasa, Yesaya 49: 22-23 (1 Nefi 21: 22-23; 3 Nefi 20-21).
* Allah akan mendirikan sebuah kerajaan yang tidak akan dapat dihancurkan, Daniel 2: 44 (Doktrin dan Perjanjian 65: 2).
* Perang, mimpi, dan penglihatan akan mendahuli kedatangan Kristus yang kedua kali, Yoel 2.
* Semua negara akan bersatu melawan Yerusalem dalam pertempuran , Zakharia 14: 2 (Yehezkiel 38-39).
* Akan datang harinya yang panas seperti sebuah oven, Maleakhi 4: 1 (3 Nefi 25: 1; Doktrin dan Perjanjian 133: 64; JS-H 1: 37).
* Bencana-bencana besar akan mendahului kedatangan Kristus yang kedua kali, Matius 24 (JS-M 1).
* Paulus menggambarkan kemurtadan dan saat-saat berbahaya dalam Hari-hari Terakhir, 2 Timotius 3-4.
* Dua orang nabi akan dibunuh dan dibangkitkan di Yerusalem, Wahyu 11 (Doktrin dan Perjanjian 77: 15).
* Injil akan dipulihkan pada Hari-hari Terakhir oleh pelayanan malaikat, Wahyu 14: 6-7 (Doktrin dan Perjanjian 13; 27; 110: 11-16; 128: 8-24).
* Babel akan didirikan dan jatuh, Wahyu 17-18.
* Israel akan dikumpulan dengan kuasa, 1 Nefi 21: 13-26 (Yesaya 49: 13-26; 3 Nefi 20-21).
* KItab Mormon akan muncul oleh kuasa Allah, Morm. 8.
* Kaum Lamani (para penduduk asli di benua Amerika) akan muncul, Doktrin dan Perjanjian 49: 24-25.
* Tuhan akan memusnahkan yang jahat, Doktrin dan Perjanjian 63: 32-35 (Wahyu 9).
* Perang akan menyebar ke semua negara di dunia, Doktrin dan Perjanjian 87: 2.
* Tanda-tanda, pergolakan berbagai unsur, dan malaikat-malaikat mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan, Doktrin dan Perjanjian 88: 86-94.
* Kegelapan akan menutupi bumi, Doktrin dan Perjanjian 112: 23-24.
Kaum Rastafari
Gerakan Rastafari percaya bahwa akhir zaman dimulai dengan penobatan Haile Selassie sebagai Kaisar Ethiopia pada 1930, dan bahwa ia akan segera menyatakan dirinya sebagai Allah.
Kaum Rastafarian mempunyai suatu penafsiran yang unik tentang akhir zaman, yang didasarkan pada Perjanjian Lama dan Kitab Wahyu. Mereka percaya Kaisar Haile Selassie dari Ethiopia adalah Allah yang menjelma, Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala tuhan yang disebutkan dalam Wahyu 5:5. Sementara di satu pihak penobatan Selassie dipandang sebagai kedatangan Kristus yang kedua kali, dan kejadian-kejadian seperti misalnya Perang Italia-Ethiopia Kedua dipandang sebagai penggenapan atas nubuat-nubuat Alkitab dan khususnya Wahyu, ada juga pengharapan bahwa Selassie akan menyerukan hari penghakiman, ketika ia membawa pulang anak-anak Israel yang telah hilang (kaum kulit hitam yang dibawa keluar dari Afrika pada masa perdagangan budak) untuk hidup bersamanya dalam perdamaian, cinta-kasih dan keserasian yang sempurna di Bukit Sion di Afrika. Bukit Sion bukanlah sebuah tempat, tetapi kaum Rasta percaya bahwa mereka akan hidup di sana bersama Selassie dalam pengertian fisik. Di sana mereka tidak akan pernah mati.
Saksi-Saksi Yehuwa
Saksi-Saksi Yehuwa mempunyai eskatologinya sendiri, yang mencakup Kedatangan Kristus yang kedua kali dan permulaan Hari-hari Terakhir. Para anggota Saksi-Saksi Yehuwa percaya Alkitab yang Kudus adalah firman Allah dan merupakan sarananya untuk berkomunikasi dengan kita. Mereka percaya bahwa nubuat Alkitab telah selalu digenapkan dengan tepat di masa lalu. Oleh karenanya mereka juga percaya bahwa nubuat tentang masa depan juga akan terjadi dengan tepat. Saksi-Saksi Yehuwa percaya bahwa istilah “Hari-hari Terakhir” merujuk kepada saat terakhir yang mengantarkan eksekusi yang telah ditetapkan Allah yang menandai akhir dari segala sesuatu. Kitab Suci menyajikan suatu penggenapan kecil di sekitar masa sebelum berakhirnya sistem Yahudi pada 70 M. dan kini menyajikan penggenapan besar pada masa kini sebelum Allah membersihkan bumi dari sistem Setan.
Saksi-Saksi Yehuwa percaya bahwa Hari-hari Terakhir mulai pada 1914 ketika Allah Yehuwa menobatkan Yesus sebagai Raja dari Kerajaan Allah. Tindakannya yang pertama digambarkan dalam Kitab Wahyu, di mana Yesus membersihkan surga dan membuang Setan ke bumi. Kondisi-kondisi di muka bumi lalu akan memburuk hingga tingkat yang terendah, dan bepuncak pada perang, wabah dan gempa bumi. Saksi-Saksi Yehuwa percaya bahwa sejarah membuktikan tanggal ini benar dengan dimulainya Perang Dunia I pada 1914 dan wabah global terburuk hingga saat itu yaitu flu Spanyol pada 1918.
Di masa depan, Saksi-Saksi Yehuwa percaya bahwa Allah akan membersihkan bumi dari semua kejahatan dan Setan akan diikat selama 1.000 tahun. Pada masa ini, orang-orang akan dibangkitkan kembali untuk hidup di muka bumi dan diberikan kesempatan untuk belajar tentang Allah (Yehuwa) dan hidup di bawah pemerintahan Yesus Kristus yang tidak kasat mata. (Mereka percaya Yesus mengorbankan kehidupan duniawinya, dan dengan demikian “kedatangannya kembali” bukanlah dalam bentuk darah dan daging sebagai manusia, melainkan dalam bentuk kekuasaannya terhadap bumi). Mereka merasa bahwa nubuat Alkitab memperlihatkan bahwa tidak akan ada lagi kematian atau sakit-penyakit dan bahaw manusia akan hidup dalam perdamaian dan harmoni, persis seperti yang telah direncanakan Allah untuk Adam dan Hawa di Taman Eden.
Saksi-Saksi Yehuwa mempunyai doktrin-doktrin yang sangat spesifik tentang Akhir zaman, yang dijelaskan secara terinci dalam literatur Watchtower Society. Saksi-Saksi Yehuwa mengajarkan bahwa kata Yunani parousia, yang seringkali diterjemahkan sebagai ‘kedatangan’ sesungguhnya berarti ‘kehadiran’, bahwa kehadiran (kedatangan yang tidak kasat mata) Kristus dimulai pada tahun 1914, dan bahwa kini ia bertakhta di sebelah kanan Allah, memerintah di antara musuh-musuhnya. (Mazmur 110:1.2; Ibrani10:12,13) Saksi-Saksi Yehuwa memperhitungkan tahun 1914 dari nubuat Alkitab.
1. Daniel 4:17 mengatakan bahwa mimpi yang Allah berikan kepada Raja Nebukadnezar berkaitan dengan Kerajaan Allah dan janji Allah untuk memberikannya kepada “dia yang kepadanya Ia berkenan” atau “yang terendah di antara umat manusia.” Alkitab mengatakan bahwa Yesus Kristus menag adalah “yang terendah di antara seluruh umat manusia.” (Filipi 2:7, 8; Matius 11:28-30) Dia jugalah yang kepadanya Yehuwa ‘berkenan’ memberikan kerajaannya. (Lukas 1:31-33; Wahyu 11:15) Jadi, Saksi-Saksi Yehuwa percaya mimpi ini juga digenapi dalam Yesus Kristus.
2. Pemerintahan atas umat manusia, seperti yang digambarkan oleh pohon dan akarnya, akan “berhati binatang.” (Daniel 4:16) Seperti yang diperlihatkan Yesus dalam nubuatnya yang menunjuk kepada berakhirnya sistem segala sesuatu (akhir dunia), Yerusalem akan “diinjak-injak oleh negara-negara, hingga waktu yang telah ditetapkan untuk negara-negara (masa non-Yahudi)” digenapi. (Matius24:3; Lukas 21:24) Menurut Saksi-Saksi Yehuwa, “Yerusalem” mewakili Kerajaan Allah karena raja-rajanya konon duduk di atas “takhta pemerintahan TUHAN atas Israel.” (1 Tawarikh 28:4, 5; Matius 5:34-35) Pemerintah-pemerintah non-Yahudi dilukiskan dalam Kitab Daniel sebagai Binatang (beruang, domba jantan, kambing, dll). Daniel 2:37 melukiskan kerajaan-kerajaan ini, dimulai dengan Nebukadnezar, diberikan kekuasaan atas dunia, lalu digantikan oleh kerajaan-kerajaan lainnya. Kemudian, dalam Daniel 2:44, Allah akan menegaskan kekuasaan kerajaannya dengan ‘menghancurkan’ kerajaan-kerajaan ini. Ini adalah gambaran nubuatan tentang bagaimana kerajaan-kerajaan non-Yahudi akan ‘menginjak-injak’ hak Kerajaan Allah untuk mengatur urusan manusia dan yang akan berkuasa di bawah kendali Setan, hingga ‘masa bangsa-bangsa’ berakhir (Lukas 21:21). (Daniel 7:2-8, 17, 23; 8:20-22; Wahyu 13:1, 2; Lukas 4:5, 6)
3. Wahyu 11:2, 3 dan 12:6, 14 menyatakan bahwa 42 bulan (3 1/2 tahun) dalam arti nubuat itu dihitung sebagai 1.260 hari. “Tujuh masa” atau Tujuh tahun berarti dua kali dari jumlah itu, atau 2.520 hari. Alkitab memperlihatkan bahwa satu hari dihitung sebagai satu tahun dalam perhitungan waktu kenabian dalam dua kali jumlah nubuat-nubuat (Yehezkiel 4:6; Bilangan 14:34), maka “tujuh masa” kenabian berarti 2.520 tahun.
4. Menurut Saksi-Saksi Yehuwa, penghitungan “tujuh masa” dimulai setelah Zedekia, raja terakhir dari raja Kerajaan Allah, disingkirkan dari takhtanya di Yerusalem oleh bangsa Babel. (Yehezkiel 21:25-27) Saksi-Saksi Yehuwa percaya bahwa hal ini berlangsung 70 tahun sebelum 537 SM, tahun yang mereka percayai sebagai masa kepulangan orang-orang Yahudi dari pembuangan; artinya, hal itu berlangsung pada awal Oktober 607 SM (Yeremia 29:10; Daniel 9:2) Menghitung 2.520 tahun dari awal Oktober tahun 607 SM membawa kita ke awal Oktober tahun 1914.
Saksi-Saksi Yehuwa percaya bahwa hal ini digenapi dalam peristiwa-peristiwa pada 1914. Yesus menjawab pertanyaan tentang “tanda” kehadirannya dengan mengatakan ” Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan…” (Matius 24:7) ‘Perang Besar’ pada 1914 bahkan dirujuk secara sekular sebagai Perang Dunia I – perang pertama dari jenis seperti ini dalam sejarah. Mereka menyimpulkan bahwa ini adalah bukti bahwa Perang Dunia I adalah bagian penting dari “tanda” kehadiran Kristus.
Saksi-Saksi Yehuwa biasanya tidak menggunakan ungkapan ‘akhir dunia’, dengan konotasinya tentang kehancuran umat manusia atau planet bumi, tetapi lebih suka menggunakan ugnkapan ‘berakhirnya sistem segala sesuatu’, dan dengan demikian mempertahankan perbedaan antara kata-kata dalam bahasa aslinya kosmos (dunia) dan aion (zaman, atau sistem segala sesuatu)
Menurut eskatologi Saksi-Saksi Yehuwa rangkaian kejadian berikut ini akan terjadi pada akhir sistem segala sesuatu:
1. Kristus menjadi Raja di Surga pada 1914 dan Setan dan serta para malaikatnya dilemparkan ke bumi (Wahyu 11:15; 12:7-12). “Hari-hari Terakhir” dalam 2 Timotius 3:1 dimulai.
2. Penggenapan nubuat-nubuat dalam Matius 24, Markus 13, Lukas 21 tentang ‘berakhirnya sistem segala sesuatu.’
3. Seruan ‘perdamaian dan keamanan’ (1 Tesalonika 5:3).
4. Penghancuran Babel yang Besar (semua agama di seluruh dunia yang tidak mempraktikkan Kekristenan yang sejati) oleh ‘Binatang buas’ yang dirujuk dalam Wahyu 17 (yang dipahami oleh Saksi-Saksi Yehuwa sebagai sisem politik di seluruh dunia melalui PBB).
5. Serangan Setan terhadap orang-orang Kristen sejati. (Yehezkiel 38).
6. Harmagedon – Peperangan Allah melawan ‘raja-raja dunia’ (para penguasa politik); penghancuran si jahat.
7. Masa pemerintahan Yesus Kristus selama seribu tahun. Mereka yang selamat dari Harmagedon akan berusaha menjadikan bumi sebuah firdaus, seperti Taman Eden yang asli, dan perlahan-lahan akan dipulihkan kepada kesempurnaan. Mereka yakin bahwa orang mati akan dibangkitkan pada saat ini dan diberikan kesempatan untuk belajar hidup dengan benar (Yesaya 26:9, 10).
8. Ujian terakhir; Setan dibiarkan bebas untuk sementara waktu, dan sesudah itu akan dihancurkan bersama-sama dengan para pengikutnya (Wahyu 20:7-10).
9. Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Bapa-Nya (1 Korintus 15:28).
Saksi-Saksi Yehuwa bersikap netral dalam masalah-masalah politik dan mengajarkan bahwa orang-orang percaya di muka bumi akan hanya menjadi penonton terhadap skenario yang disebutkan di atas, dan tidak ikut serta dalam bentuk peperangan apapun.
Islam
Yaum al-Qiyamah (Arab:يوم القيامة) adalah hari akhir bagi seluruh makhluk ciptaan Allah. Islam memberikan pedoman yang jelas kepada para pengikutnya mengenai akhir zaman. Ada berbagai tanda (hingga 100) yang terdapat dalam Sunnah dan Al-Quran mengenai kedatangan Akhir Zaman. Tanda-tanda ini dapat dibagi menjadi dua bagian, besar (Kubra) dan kecil (Sughra). Tanda-tanda yang besar mencakup kedatangan Dajjal, Imam Mahdi dan kemudian Nabi Isa (yang akan menyatukan semua kekuatan baik untuk melawan yang jahat), ditiupnya sangkakala dan tanda-tanda yang kecil akan mendahuluinya.
Eskatologi Islam berkaitan dengan Qiyamah (kiamat), akhir dunia, dan penghakiman terakhir umat manusia. Eskatologi ini adalah salah satu dari keenam rukun Iman (aqidah) dalam Islam. Seperti agama-agama Abrahamik lainnya, Islam mengajarkan kebangkitan tubuh orang mati, penggenapan rencana ilahi untuk penciptaan, dan keabadian jiwa manusia; orang-orang benar akan diganjar dengan kesenangan Jannah (surga), sementara yang jahat akan dihukum dalam Neraka. Al-Quran banyak sekali membahas keyakinan ini, dengan banyak hadits yang menguraikan tema-temanya dan rinciannya. Literatur apokaliptik Islam yang menggambarkan Harmagedon sering dikenal sebagai fitnah (ujian) dan malahim (atau ghayba dalam tradisi Syi’ah).
Para ulama membagi kiamat menjadi 2 bagian yaitu:
1. Kiamat Shugra (kecil), yaitu matinya setiap manusia[8] dan bisa pula bencana-bencana alam;
2. Kiamat Kubra (total), yaitu dihancurkan dan diakhirinya seluruh fisik dan hukum dunia fana.
Islam Syi’ah
Artikel ini tidak memiliki referensi sumber sehingga isinya tidak bisa diverifikasi.
Bantulah memperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak.
Artikel yang tidak dapat diverifikasikan dapat dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Tag ini diberikan tanggal November 2007
Keyakinan tentang akhir zaman dalam pemikiran in Islam Syi’ah didasarkan pada rujukan-rujukan Al-Quran, pengajaran dari Nabi Muhammad dan Ahlul Baitnya. Ada beberapa varian dari teori yang sama dalam eskatologi Syi’ah, namun semuanya berkisar pada figur mesianiknya, Muhammad al-Mahdi, yang dianggap umat Syi’ah sebagai pengganti ke-12 Nabi Muhammad yang ditunjuk. Teori akhir zaman Syi’ah juga percaya bahwa kedatangan Isa akan terjadi bersamaaan dengan kedatangan kembali Imam Mahdi. Umat Syi’ah percaya bahwa Isa dan Mahdi akan bekerja bersama untuk menciptakan perdamaian dan keadilan di muka bumi di antara semua orang yang beragama. Ini adalah tema umum yang diterima di antara para teolog Syi’ah, tetapi tetap ada sebuah kelompok yang terus mempelajari teks-teks klasik untuk menentukan lebih jauh kejadian-kejadian pada akhir zaman.
Dalam pemikiran Islam Syi’ah, ada suatu realitas duniawi yang disebutkan akan terjadi sebelum berakhirnya hidup manusia di muka bumi. Kejadian-kejadian tersebut terutama berkisar di antara si Dajjal dan kemampuannya untuk memikat umat manusia kepada suatu agama dunia yang baru, agama yang tidak diberikan oleh Allah. Gagasan tentang kembalinya Mahdi untuk menolong umat manusia dalam melawan “Muslihat Besar” ini juga disebutkan dalam tradisi-tradisi Sunni, tetapi secara khusus dibentangkan sebagai Muhammad al-Mahdi dalam sumber-sumber Syi’ah. Ada banyak sumber yang mempunyai nubuat-nubuat mengenai Hari-hari Terakhir, namun hanya beberapa saja yang diterima seperti yang diulang-ulang dalam berbagai sumber oleh berbagai kelompok. Mayoritas ulama Syi’ah Templat:Who sepakat akan rincian kejadian-kejadian yang akan terjadi pada hari-hari terakhir:
1. Si Dajjal akan mengklaim dirinya sebagai juru selamat umat manusia dan bangsa-bangsa dari semua agama akan bersatu di bawah agamanya.
2. Akan terjadi pembunuhan-pembunuhan massal atas umat Syi’ah di Irak (sekitar sungai Eufrat), dan untuk kepala mereka akan disediakan hadiah uang, meskipun mereka bukan penjahat.
3. Akan terjadi pemberontakan oleh seorang “Yamani” yang akan dikalahkan dalam usahanya itu
4. Imam Mahdi akan muncul kembali dan menyampaikan khutbahnya di Kaabah dan akan mengumpulkan pasukan dengan 313 jenderal dan ribuan pengikut untuk mengalahkan si Dajjal
5. Seseorang yang bernama “Sufyani” (agamanya tidak disebutkan, meskipun ia adalah keturunan dari dinasti Ummayyah yang telah berantakan yang keturunan menyebar kemungkinan di Levant dan Spanyol atau Marokko selama 12 abad terakhir) akan memimpin pasukan-pasukan dari Suriah melintasi Irak ke Arabia untuk mengalahkan pasukan-pasukan Mahdi bersama-sama dengan sekutu-sekutunya.
6. Imam Mahdi akan mendirikan kembali Islam yang sejati dan dunia akan menemukan perdamaian dan ketenangan.
7. Imam Mahdi akan berkuasa untuk suatu masa.
8. Kebangkitan manusia akan dimulai sementara Hari Penghakiman akan dimulai.
Islam Sunni
Islam Sunni adalah mayoritas umat Muslim di dunia, dan menggunakan Al Quran dan Hadist sebgai rujukan untuk tanda-tanda Hari penghakiman. Tanda-tanda dalam Islam Sunni berkisar pada pembersihan bumi dari orang-orang yang tidak percaya, entah melalui pertobatan massal dari orang-orang yang tidak percaya atau dalam kasus-kasus tertentu melalui kematian. Imam Mahdi akan muncul sebagai Kalifah Muslim terakhir dan Isa Almasih naik ke surga pada saat ini.
Sebelum tanda-tanda besar yang disebutkan ini, semua tanda kecil harus terjadi dan di antaranya adalah:
1. Munculnya Nabi Muhammad dan wafatnya (sudah terjadi, kelahiranMuhammad sendiri dipahami sebagai tanda dari hari penghakiman.)
2. Waktu akan berlalu lebih cepat.
3. Perang dan pembunuhan menjadi lazim di antara manusia.
4. Merebaknya pencurian,penipuan dan skandal di antara manusia.
5. Merebaknya perzinahan.
6. Munculnya bangunan-bangunan besar.
7. Popularitas minuman-minuman beralkohol di antara manusia, hingga namanya diubah, misalnya: bir, anggur, jenever dan seterusnya.
8. Padang gurun Arab berubah menjadi hijau.
9. Bangunan-bangunan yang lebih tinggi daripada gunung-gunung di Mekkah dibangun di Mekkah.
Tanda-tanda besar yang semuanya mempunyai dampak penting bagi umat manusia adalah sebagai berikut:
1. Matahari akan terbit di barat, menandai ditutupnya pintah pertobatan Allah dan orang-orang kafir tak dapat berbalik lagi setelah titik ini. Dikatakan bahwa matahari akan terbenam dan tidak terbit selama tiga hari hingga terbitnya di sebelah barat. Ia akan terbit di tengah hari dan kemudian tenggelam seperti biasanya di barat.
2. Munculnya sang Dajjal (Anti Kristus), dan menipu mayoritas umat manusia untuk mengikut dan menyembah dia. Kelak ia akan dibunuh oleh Isa Almasih di Yerusalem.
3. Turunnya Isa Almasih dari surga dan berdoa di belakang Imam Mahdi. Pada waktkunya ia akan membunuh babi, mematahkan salib, dan membunuh orang-orang kafir.
4. Dilepaskannya Ya’joj dan Ma’joj, menyebabkan bala kelaparan dan bencana di dunia dan akhirnya menembakkan sebuah anak panah di langit untuk memperlihatkan bangsa-bangsa bahwa Allah dapat dibunuh, anak panah ini kemudian jatuh dengan ujung yang berlumur darah sehingga menyebabkan orang-orang mukmin yang lemah percaya akan hal itu dan takluk kepada Ya’joj dan Ma’joj. Mereka belakangan dibunuh oleh ulat yang munculs dari lubang hidung unta dan mayat-mayat mereka akan bertebaran di bumi.
5. Seorang laki-laki muncul di Medina dan diminta oleh para ulamanya untuk pindah ke Mekkah. Di sana ia akan dinyatakan sebagai Kalifah dan disebut Mahdi dan memerintah sebagai Kalifah terakhir Islam yang memimpin umat manusia memasuki zaman kemakmuran yang tak pernah terlihat atau terdengar sebelumya. Ia juga akan meluruskan semua sekte Islam menjadi Islam yang sejati. Namanya juga Muhammad bin Abdullah, nama yang sama dengan nama Nabi dan sebagai keturunannya,ia juga memiliki sebuah tanda gelap pada pipi kanannya dan rupa yang sama dengan Nabi Muhammad.
6. Perang besar antara orang-orang Muslim dengan orang-orang Yahudi di Palestina yang mengakibatkan kekalahan total orang-orang Yahudi.
7. Kematian Isa Almasih dan diikuti atau didahului oleh Imam Mahdi. Perhatikan bahwa hari penghakiman terjadi 60 tahun setelah naiknya Almasih ke surga.
8. Munculnya Dabbat al-Ard seekor binatang yang aneh rupanya (monster) dari sebuah gunung di Mekkah, yang memiliki cincin Nabi Sulaiman dan tongkat Nabi Musa. Dabbat al-Ard akan mencap manusia sebagai orang kafir atau orang mukmin.
9. Akan terjadi serangan terhadap Mekkah tetapi pasukan-pasukan penyerang itu akan tenggelam di padang pasir sebelum mencapai Mekkah.
10. Angin yang akanmengambil jiwa semua orang Muslim dan hanya meninggalkan orang-orang kafir di muka bumi.
Kejadian-kejadian berikut ini adalah langkah-langkah terakhir dari Hari penghakiman dan terjadi di Bumi:
1. Ditiupnya terompet pertama yang mematikan semua manusia di muka bumia.
2. Ditiupnya terompet kedua yang menandai kebangkitan.
3. Penantian akan Penghakiman oleh seluruh umat manusia, sebuah proses yang dikatakan akan berlangsung selama ribuan tahun di bawah matahari yang membakar.
4. Penghakiman atas umat manusia dimulai.
Harus disebutkan bahwa berbeda dengan kaum Syi’ah, Sunni Muslim tidak terlalu banyak mementingkan kedatangan Mahdi karena ia hanyalah salah satu Kalifah bagi mereka dan manusia yang dilahirkan pada suatu waktu tertentu dan mempunyai jangka hidup yang normal dan meninggal secara alamiah. Ia diharapkan tetapi tidak diperlakukan lebih daripada manusia biasa.
Tradisi-tradisi agama lainnya
Banyak agama di dunia yang memiliki pengharapan kenabian yang sama dengan gagasan mengenai Akhir zaman.
Zoroastrianisme
Eskatologi Zoroaster adalah eskatologi tertua dalam sejarah yang tertulis.
Pada 500 SM, umat Zoroaster telah sepenuhnya mengembangkan sebuah konsep tentang akhir dunia yang ditelan oleh api ilahi.
Menurut filsafat Zoroaster, yang disunting dalam Zand-i Vohuman Yasht, “pada akhir musim dinginmu yang kesepuluhribu… matahari semakin tak terlihat dan tampak; tahun, bulan, dan hari menjadi makin pendek, dan bumi menjadi lebih tandus; dan tanaman tidak akan menghasilkan benih; dan manusia… menjadi semakin menipu dan cenderung melakukan praktik-praktik jahat. Mereka tidak mengenal rasa terima kasih.”
“Kekayaan yang terhormat semuanya diserahkan kepada mereka yang memiliki iman yang menyimpang…dan awan kelam membuat seluruh langit kelam … dan akan menurunkan hujan dengan makhluk-makhluk yang berbahaya daripada musim dingin.”
Pada Pertempuran akhir antara orang-orang benar dan jahat, suatu Penghakiman terakhir atas semua jiwa akan berlangsung. Orang-orang berdosa akan dihukum selama 3 hari, tetapi kemudian akan diampuni. Dunia akan mencapai kesempurnaan karena kemiskinan, usia lanjut, penyakit, kehausan, kelaparan dan kematian ditunda. Konsep-kosep Zoroastrian sangat mirip dengan konsep-konsep keyakinan eskatologis Yahudi, Kristen, dan Islam terutama karena pengaruh Zoroastrianisme terhadap Yudaisme sementara konsepnya tentang Levant berada dalam kekuasaan Akhemenid dan kemudian muncul kembali dalam Kekristenan dan Islam.
Buddhisme
Siddhārtha Gautama (Sansekerta; Pali: Siddhāttha Gotama) adalah guru rohani dari India kuno dan pendiri Buddhisme. Waktu kelahirannya dan kematiannya tidak diketahui dengan pasti, namun sejumlah sejarahwan abad ke-20 telah memperkirakan masa hidupnya dari sekitar 563 SM hingga 483 SM. Namun demikian, beberapa pakar yang lebih mutakhir telah mengusulkan tahun antara 410 hingga 400 SM untuk kematiannya. Namun, kronologi alternatif ini belum diterima oleh para sejarahwan lainnya.
Pendiri Buddhisme ini meramalkan bahwa ajaran-ajarannya akan lenyap setelah 500 tahun. Menurut Sutta Pitaka, “sepuluh perilaku moral ” akan lenyap dan bangsa-bangsa akan mengikuti sepuluh konsep yang tidak beramoral yaitu mencuri, kekerasan, membunuh, berbohong, mengucapkan hal-hal yang jahat, perzinahan, kata-kata yang kotor dan ngawur, kecemburuan dan kehendak yang buruk, keserakahan yang berlebih-lebihan, dan nafsu yang menyimpang sehingga mengakibatkan timbulnya kemiskinan yang luar biasa dan mengakhiri hukum-hukum dunia dari dharma sejati.
Sebagai bagian dari eskatologi Buddhis, ada keyakinan bahwa zaman menjelang kedatangan Buddha Maitreya yang akan datang akan dicirikan oleh kemurtadan, kelemahan fisik, kekurangan kepuasan seksual, dan kehancuran masyarakat pada umumnya.
Pada Abad Pertengahan, rentangan waktunya diperluas hingga 5.000 tahun. Para penafsir seperti Buddhaghosa meramalkan lenyapnya setahap demi setahap ajaran-ajaran Sang Buddha. Pada tahap pertama, arahat tidak akan muncul lagi di dunia. Belakangan, isi ajaran sejati Sang Buddha akan lenyap, dan hanya bentuknya sajalah yang akan dilestarikan. Akhirnya, bahkan bentuk Dharma akan dilupakan. Pada tahap terakhir ini, kenangan akan Sang Buddha sendiri akan dilupakan, dan relikui-relikuinya yang terakhir akan dikumpulkan di Bodh Gaya dan dikremasikan. Pada suatu masa setelah perkembangan ini muncullah seorang Buddha baru yang bernama Maitreya untuk memperbarui ajaran-ajaran Buddhisme dan menemukan kembali jalan menuju Nirwana. Maitreya diyakini saat ini berada di surga Tushita, dan di sana ia menantikan kelahirannya kembali yang terakhir di dunia.
Kemerosotan Buddhisme di dunia, dan pembangunannya kembali oleh Maitreya, sesuai dengan bentuk umum kosmologi Buddhis. Seperti umat Hindu, umat Buddhis umumnya percaya akan suatu siklus penciptaan dan kehancuran. Masing-masing zamannya hanya mewakili tahap yang terakhir. Buddha Shakyamuni yang historis hanyalah yang terakhir dalam suatu rangkaian Buddha yang merentang jauh ke belakang.
Hinduisme
Umat Hindu mempunyai pemahaman siklis tentang sejarah eksternal/spiritualitas internal. Siklus atau “Kalpa” menggambarkan pola kemerosotan keadaan alam dan peradaban antara periode-periode ketakberwaktuan ketika Brahman (aspek Sang Pencipta dari pikiran/roh) melahirkan kembali keberadaan/realitas dunia. Ada empat yug atau zaman dalam proses ini dari yang sepenuhnya murni kepada yang sepenuhnya najis. Yang terakhir adalah Kali Yuga atau Zaman Besi di mana peradaban akan merosot secara rohani, hidup manusia berkurang karena kekerasan dan penyakit dan alam pada umumnya mengalami kematian. Ini adalah periode terburuk sebelum kehancuran total yang kemudian diikuti oleh suatu Zaman Emas.
Nubuat-nubuat tradisional Hindu, seperti digambarkan dalam Puranas dan beberapa teks lainnya, mengatakan bahwa dunia akan jatuh ke dalam kekacauan dan kerusakan. Kemudian akan terjadi serangkaian penyimpangan, keserakahan dan konflik dengan cepat, dan keadaan ini digambarkan sebagai:
“Yada Yada Hi Dharmasya Glanir Bhavati Bharata,
Abhyuthanam Adharmasya Tadatmanam Srijami Aham”. Bhagavad Gita (Bab IV-7)
“Di mana kebenaran itu mati O! Bharatha
Dan ketidakbenaran muncul, maka Aku akan muncul menampakkan Diriku!”
Jadi di mana ada kejahatan dan kekacauan yang tidak dapat ditolerir di dunia, di situlah akan muncul seorang avatar. Dalam yuga yang sekarang, yang dikenal sebagai Kali (yang paling jahat) yuga, “Tuhan akan menampakkan diri-Nya sebagai sang Kalki Avatar… Ia akan menegakkan kebenaran di muka bumi dan pikiran bangsa-bangsa akan menjadi semurni kristal.”
Dalam Hinduisme, tidak dikenal penghukuman kekal terhadap jiwa. Akhir zaman juga tidak ada. Setelah Kali yuga yang jahat ini berakhir, yuga atau zaman berikutnya adalah Satya yuga di mana setiap orang adalah orang yang benar, diikuti oleh Dwapara yuga, Treta yuga dan kemudian Kali Yuga yang lain. Dengan demikian waktu bersifat siklis dan zaman terus berulang tanpa akhir. Namun demikian, keberadaan kejahatan dan kemerostan yang dapat ditolerir dalma masing-masing zaman itu berbeda dan karenanya ambang yang perlu untuk perwujudan penjelmaan Dewa juga berbeda-beda untuk masing-masing yuga. Yuga yang sekarang adalah yang paling jahat sehingga ambang untuk munculnya avatar juga begitu tinggi sehingga dunia perlu menurunkan tingkat maksimumnya.
Lamanya Kalpa dikatakan berlangsung 5.000 tahun menurut Brahma Kumaris World Spiritual University (BKWSU). BKWSU percaya akan zaman ke-5 yang disebut Zaman Percampuran, suatu masa kehancuran dunia dan pada saat bersamaan Wahyu Tuhan, bahwa umat manusia telah memasuik Akhir zaman kira-kira pada 1936 dan periode ini akan berakhir kira-kira pada 2036.
Agama Bahá’í
Pendiri agama Bahá’í, Bahá’u'lláh mengklaim bahwa ia adalah Almasih yang datang kembali serta pengharapan kenabian dari semua agama lainnya. Ia juga memberikan bukti-bukti tentang Akhir zaman dan tempat dirinya. Terbentuknya agama bersamaan dengan nubuat Millerit yang menunjuk kepada tahun 1844. Sehubungan dengan pengharapan khusus tentang akhir zaman, dikatakan bahwa Pertempuran Harmagedon telah berlalu[18] dan bahwa kematian syahid massal yang diantisipasikan pada Akhir zaman telah terjadi dengan konteks historis dari agama Bahá’í.
Indian
Beberapa suku Indian menganut keyakinan mengenai akhir zaman.
Hopi
Templat:Unreferencedsection Di antara suku-suku Indian di benua Amerika, suku Hopi juga mempunyai pengharapan akan suatu “Hari Penyucian” yang diikuti oleh suatu pembaruan besar.
Para pemimpin suku Hopi, seperti misalnya Dan Evehema, Thomas Banyaca dan Martin Gashwaseoma, bernubuat bahwa kedatangan bangsa kulit putih menandai akhir zaman, bersama-sama dengan munculnya Binatang yang aneh “seperti seekor bison tetapi dengan tanduk-tanduk yang besar yang akan membanjiri negeri”. Dinubuatkan bahwa pada akhir zaman, bumi akan dilintasi oleh ular-ular besi dan sungai-sungai batu; negeri akan dilintasi oleh sarang laba-laba raksasa, dan laut akan berubah menjadi hitam. (penafsiran spekulatif yang umum diberikan adalah menyamakan “ular besi” dengan kereta api, “sungai batu” dengan jalan raya dan sarang laba-laba raksasa dengan kabel-kabel listrik atau bahkan dengan jaringan komputer sedunia.)
Juga dinubuatkan bahwa suatu “tempat tinggal yang luas” di surga akan jatuh dalam sebuah tabrakan yang besar. Ia akan muncul sebagai sebuah bintang biru, dan bumi akan berguncang. Lalu orang-orang putih akan bertempur dengan bangsa-bangsa di negara-negara lain, dengan mereka yang memiliki hikmat tentang kehadirannya. Lalu akan timbul asap di padang-padang gurun, dan tanda-tanda tentang kehancurannya yang hebat pun dekat.
Lalu banyak orang yang akan mati, tetapi mereka yang paham akan nubuat-nubuat akan hidup di tempat-tempat bangsa Hopi dan selamat. Pahana “Saudara Kulit Putih Sejati” kemudian akan kembali untuk menanam benih-benih kebijaksanaan dalam hati manusia, dan dengan demikian mengantarkan fajar Dunia Kelima.
Dalam setidak-tidaknya sebuah film Amerika, disebutkan tentang nubuat-nubuat Hopi, khususnya film “Koyanisquattsi”, yang diproduksi dan diedarkan pada 1982.
Lakota
Menurut seorang dukun Lakota Oglala – “kegelapan akan turun ke atas suku ini… dunia akan kehilangan keseimbangan. Lalu banjir, kebakaran dan gempa bumi akan terjadi.”
Seekor ” Anak Bison Betina Putih” akan memurnikan dunia. Lalu ia akan mengembalikan keserasian dan keseimbangan rohani spiritual.
Bison putih telah dilahirkan pada 1994, 1995 dan pada 2006 di sebuah peternakan di Janesville, Wisconsin. Karena itu banyak pemimpin suku lalu merasa bahwa nubuat ini sedang digenapi.
Maya
Kelompok Maya kuno dan modern percaya bahwa jagad raya pernah diperbarui empat kali sebelumnya. Namun upaya pertama menghasilkan binatang; upaya kedua menghasilkan manusia yang diciptakan dari tanah liat yang pada akhirnya akan menjadi serangga-serangga tertentu (misalnya semut dan lebah); upaya ketiga menghasilkan kera; dan yang keempat menghasilkan kita: “manusia sejati.” Masing-masing upaya sebelumnya untuk menciptakan manusia dihancurkan oleh berbagai bencana yang melenyapkan jagad raya. Cerita-cerita ini berbeda-beda dalam berbagai kelompok Maya: binatang-binatang hampir seluruhnya dimusnahkan oleh banjir, manusia dari tanah liat hampir dimusnahkan oleh banjir dan kemudian oleh badai api di seluruh bumi, manusia kera diserang oleh milik mereka dan binatang-binatang mereka sendiri.
Kalender Maya yang berbasis astronomi akan mencapai siklus penuhnya yang besar selama sekitar 5.200 tahun pada 21 Desember 2012. Meskipun tidak ada bukti-bukti yang kuat bahwa bangsa Maya kuno menganggap tanggal ini signifikan, banyak orang yang telah menduga bahwa inilah “akhir seluruh Jagad raya” menurut perspektif Maya, dan yang lainnya percaya bahwa bangsa Maya memaksudkannya sebagai lambang dari “datangnya perubahan besar.”
Mitologi Yunani
Mitologi Yunani pada umumnya diangkat dari sastra Yunani dan represenasi dari media visual yang berasal dari masa setelah periode Geometris (sekitar 900-800 SM) dan sesudahnya.
Mitologi Yunani kuno mengklaim bahwa Zeus, yang sebelumnya telah menggulingkan ayahnya, Kronus, pada gilirannya juga akan digulingkan oleh seorang anak lelakinya. Cerita ini dapat dilihat sebagai ekuivalen dari akhir dunia, atau akhir zaman. Prometeus menyingkapkan kepadanya bahwa anak ini akan dilahirkan dari Zeus dan Thetis, bila mereka melakukan hubungan kelamin. Untuk mencegah terjadinya hal ini, Zeus menikahkan Tetis dengan Peleus, seorang manusia fana yang lemah. Dari pernikahan ini lahirlah Akiles, tokoh protagonis dari Iliad dan salah satu dari pahlawan terbesar dalam mitos Yunani.
Mitologi Norse
Dalam mitologi Norse musim dingin yang dahsyat, yang disebut sebagai Fimbulwinter, akan menguasai bumi dan menyebabkan kekacauan dan peperangan di antara rakyat Midgard tepat sebelum Ragnarok. Ragnarok (“nasib Dewa-dewa”) adalah pertempuran pada akhir dunia yang dilakukan antara Dewa-dewa ( Æsir, Vanir dan Einherjar, yang dipimpin oleh Odin); dan pasukan-pasukan Chaos ( raksasa api, Jotuns dan berbagai monster, yang dipimpin oleh Loki). Tidak hanya Dewa-dewa, raksasa, dan monster-monster saja yang yang musnah dalam kebakaran apokaliptik ini, tetapi hampir segala sesuatu di alam raya yang tercabik-cabik. Hanya Dewa-dewa Váli dan Vidar yang akan bertahan untuk memerintah suatu dunia yang baru, dengan Baldr yang dibangkitkan kembali.
Fiksi dan literatur
* Seri novel, buku cerita komik, beberapa film dan suatu mainan komputer Left Behind, aslinya oleh Tim LaHaye dan Jerry B. Jenkins, adalah cerita fiksi tentang dongeng-dongeng ini dari sudut pandang Futuris yang paling populer, dari seorang penginjil yang ingin mentobatkan orang agar percaya akan nubuat-nubuat ini.
* Pengangkatan dalam cara tertentu terjadi dalam novel Job: A Comedy of Justice oleh Robert A. Heinlein.
* “The Dead” oleh Mark E. Rogers menggambarkan akhir yang menakutkan dari kekuasaan umat manusia di muka bumi. Segelintir orang (ternyata hanya sedikit!) akan “diangkat” dari muka bumi – yang paling kontroversial yang terjadi dalam buku ini ialah bahwa Paus *tidak* “diangkat” – dan orang-orang yang tertinggal mengalami serangan yang kian meningkat dari mayat-mayat yang hidup kembali di bawah kekuasaan setan dalam Alkitab, Legion. Mayat-mayat itu sama sekali tidak dapat ditahan. Mereka hanya tidak berdaya bila terkena api, dan terus menyerang bahkan ketika tubuh mereka mengalami kerusakan traumatis. (Sebutir peluru tidak dapat menghentikan mereka.) Legion dan pasukannya bertekad untuk membantai seluruh umat manusia dalam serangkaian cara yang mengerikan sekali. Teknologi gagal pada setiap tingkatnya sehingga manusia sama sekali tidak berdaya. Novel ini dapat dianggap sebagai gambaran yang paling gelap tentang saat-saat terakhir manusia.
* Sebuah novel akhir zaman yang menggambarkan suatu sudut pandang Preteris, berjudul The Last Disciple, ditulis oleh apologet terkenal Hank Hanegraaff (“The Bible Answer Man”) dan Sigmund Brouwer; diterbitkan pada Musim Gugur 2004, ironisnya oleh penerbit yang sama seperti seri Left Behind futuris.
* Seorang visiuner Marian masa kini, Michelle Rios Rice, pernah menulis sebuah karangan yang luar biasa tentang Wahyu akhir zaman Marian, “A Time of Fire~A Way of Fire”, yang menyatakan bahwa saat ini kita berada pada akhir zaman dan bahwa Pertempuran Harmagedon, yang sedang dipertempurkan dalam berbagai tingkatan, telah dimulai.
* Karya tentang akhir zaman oleh H. P. Lovecraft, Cthulhu Mythos, mengisahkan kehancuran dari semua yang kita ketahui. Meskipun ada berbagai versi tentang bagaimana hal ini akan terjadi, sebuah versi yang disebutkannya menceritakannya dalam cerita pendeknya The Call of Cthulhu. Di situ ia menyatakan…
“Waktunya mudah diketahui, karena saat itu umat manusia akan menjadi seperti Yang Agung (Great Old Ones); bebas dan liar dan berada di luar kebaikan dan kejahatan, hukum-hukum dan moral dibuang dan semua orang berseru dan membunuh serta minum-minum dan bersenang-senang sendiri, dan seluruh bumi akan terbakar oleh suatu bencana karena kemabukan dan kemerdekaan..”
—H. P. Lovecraft, “The Call of Cthulhu”
Pada dasarnya, umat manusia akan kembali kepada instink dan hasrat yang murni, dan Cthulhu akan mengantarkan zaman baru menurut gambarnya sendiri.
* Novel triler politik Joel C. Rosenberg yang laku keras The Last Jihad, The Last Days, The Ezekial Option, dan The Copper Scroll berkaitan dengan Perang Gog dan Magog dan apa yang akan terjadi pada Akhir zaman sebelum terjadinya pengangkatan. Buku non-fiksinya yang mengisahkan penalaran di balik teori-teorinya dan tanda-tanda yang terlihat sekarang ini bahwa Akhir zaman akan datang pada zaman ini berjudul Epicenter.
* Childhood’s End adalah sebuah novel fiksi ilmiah yang ditulis oleh Sir Arthur C. Clarke, aslinya diterbitkan pada 1953; di sini umat manusia dikunjungi oleh makhluk-makhluk asing yang mirip dengan Setan. Makhluk-makhluk ini, yang dinamai dalam novel ini sebagai tuan agung, dipandang melaksanakan peran “utusan-utusan” untuk suatu kekuatan seperti Tuhan yang bernama Overmind. Suatu transformasi terjadi pada generasi manusia terakhir, yang akhirnya bergabung dengan Overmind ini dan menghasilkan kehancuran bumi dan sistem tata surya.
* The Banjo Players Must Die adalah sebuah cerita akhir zaman tentang para malaikat yang tidak cakap dan Tuhan yang tidak peduli.
Televisi
* Dalam Buffy The Vampire Slayer dan seri TV yang muncul daripadanya, Angel, akhir zaman digambarkan sebagai sesuatu yang telah berulang kali terjadi. Peristiwa ini tidak terlalu dilihat sebagai peristiwa keagamaan dan lebih sebagai suatu bencana umum di seluruh dunia. Dalam film seri ini akhir dunia adalah saat ketika Old Ones (entah vampir dan/atau setan) akan kembali ke dunia dan memerinah kembali. Akhir dunia dilihat sebagai kejadian negatif untuk seluruh umat manusia, dan suatu kejadian positif bagi setan-setan atau makhluk-makhluk lain.
Permainan video
* Dalam serial Shin Megami Tensei, biasanya diangkat tema akhir dunia. Salah satu serinya, Shin Megami Tensei: Persona 3, menceritakan akhir dunia yang ternyata dipacu oleh keinginan manusia untuk mati yang membentuk monster dan memanggil bos akhir yang akan membinasakan dunia. Akhir dunia dilihat sebagai kejadian positif oleh manusia yang menganggap sang penghancur, Nyx Avatar mulia dan akan membersihkan dunia yang sudah “kotor”, namun dinilai sebagai kejadian negatif oleh tim tokoh utama yang masih ingin hidup dan berusaha menghindarinya.

*Sumber : WIKIPEDIA