Sabtu, Juni 08, 2013

Anak-anak Belajar dari Apa yang Mereka Alami dalam Kehidupan Ini




Dorothy Law Nolte adalah seorang doktor, pendidik dan penceramah mengenai pendidikan kehidupan berkeluarga.

Dia menuliskan dalam bukunya bahwa segala sesuatu yang diajarkan baik dan positif kepada anak anda maka akan menghasilkan pikiran dan tindakan baik dan positif oleh anak anda.

Berikut adalah kata-katanya untuk kita sebagai orang tua:

Kalau anak-anak banyak di kritik dalam kehidupannya, mereka akan belajar mengutuk
Kalau anak-anak banyak mengalami permusuhan dalam kehidupannya, mereka akan belajar berseteru
Kalau anak-anak banyak mengalami ketakutan dalam kehidupannya, mereka akan belajar prihatin
Kalau anak-anak banyak dicemooh dalam kehidupannya, mereka akan belajar menjadi pemalu
Kalau anak-anak banyak mengalami kecemburuan dalam kehidupannya, mereka akan belajari iri hati
Kalau anak-anak banyak mengalami hal yang memalukan dalam kehidupannya, mereka akan belajar merasa bersalah
Kalau anak-anak banyak diberikan dorongan dalam kehidupannya, mereka akan belajar percaya diri
Kalau anak-anak merasakan toleransi dalam kehidupannya, mereka akan belajar sabar
Kalau anak-anak banyak dipuji dalam kehidupannya, mereka akan belajar menghargai
Kalau anak-anak merasa diterima dalam kehidupannya, mereka akan belajar mengasihi
Kalau anak-anak merasa didukung dalam kehidupannya, mereka akan belajar menyukai diri sendiri
Kalau anak-anak merasa diakui dalam kehidupannya, mereka akan belajar bahwa mempunyai sasaran itu baik
kalau anak-anak dibiasakan berbagi dalam kehidupannya, mereka akan belajar bermurah hati
Kalau anak-anak dibiasakan jujur dalam kehidupannya, mereka akan belajar mengatakan yang sebenarnya
Kalau anak-anak merasakan keadilan dalam kehidupannya, mereka akan belajar bersikap adil
Kalau anak-anak banyak diberikan kemurahan dan pertimbangan dalam kehidupannya, mereka akan belajar menghormati
kalau anak-anak merasa tentram dalam kehidupannya, mereka akan belajar percaya kepada diri sendiri maupun orang-orang disekeliling mereka
Kalau anak-anak merasakan persahabatan dalam kehidupannya, mereka akan belajar bahwa dunia ini tempat tinggal yang menyenangkan

Anak-anak bagaikan kertas putih, yang pada perjalannya hidupnya akan menggoreskan tinta kehidupannya masing-masing. Kita sebagai orang tua wajib menjaganya agar nilai-nilai baik dan luhur tetap ada dan terjaga. (B)

Ajak Si Kecil Tidur Siang
Moms, tidur merupakan hal yang penting bagi setiap manusia.

Balita membutuhkan waktu tidur lebih lama dari orang dewasa untuk pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan. Oleh karena itu, pastikan si kecil cukup tidur baik malam hari maupun siang hari.

Tidur siang kadang menjadi hal yang sulit bagi si kecil yang sudah berusia dua tahun. Walaupun sudah lelah, mereka tetap ingin terus bermain.

Moms dapat membantu si kecil untuk melaksanakan rutinitas tidur siang dengan cara :
1. Mengajak anak untuk beristirahat, misalnya dengan berbaring sambil mendengarkan musik. Moms dapat menggunakan waktu ini untuk beristirahat juga. Biasanya anak akan ikut tertidur saat moms juga tertidur
2. Membiarkan dia bermain dengan tenang di ranjangnya apabila itu yang diinginkannya dan berikan beberapa mainannya
3. Membacakan cerita pada si kecil dengan suara pelan sambil beristirahat
4. Membiarkan anak beraktivitas aktif sebelum tidur siangnya
5. Melakukan rutinitas tidur siang 1-2 jam setelah acara makan siang dan jangan terlalu sore. Waktu tidur siang yang terlalu dekat dengan waktu tidur malam akan membuat anak tidak siap untuk tidur kembali. Usahakan agar anak sudah terbangun dari tidur siangnya paling sedikit 3-4 jam sebelum waktu tidur malam

Tidur di siang hari penting bagi si kecil, namun terlalu banyak tidur siang juga membuat anak sulit untuk tidur malam. Idealnya waktu tidur siang adalah kurang lebih dua jam. Kebutuhan setiap anak berbeda, moms sendirilah yang mengetahui kbutuhan buah hati moms. (K)

Sumber : Buku Pintar Mengasuh Batita


 Terlalu Lama Menangis, Otak Si Kecil Bisa Rusak

Saat si kecil mulai menangis, apakah moms langsung menolongnya atau membiarkannya dulu?


 Hati-hati loh moms, bayi yang sering dibiarkan menangis terlalu lama bisa memiliki masalah dalam pengembangan otaknya.

Sebuah studi membuktikan bahwa otak bayi yang dibiarkan menangis dalam jangka waktu lama, berisiko mengalami kerusakan dalam perkembangan yang dapat mengurangi kapasitasnya untuk belajar.

Penelope Leach, seorang pakar kesehatan anak, mengatakan bahwa menangis itu adalah satu-satunya cara bayi untuk memberikan sinyal ketika ia merasa tidak nyaman atau tertekan. Semakin keras bayi menangis menunjukkan ia sedang stres. Stres yang akut bisa menyebabkan reaksi hormonal berantai yang pada akhirnya dapat merangsang kelenjar adrenalin untuk melepaskan hormon stres.

Jika hal ini berlangsung terus menerus bisa menghasilkan banyak hormon stres yang dapat merusak otak bayi. Bukan berarti bayi tidak boleh menangis atau orangtua menjadi khawatir jika semua bayinya menangis. Menangis tidak buruk untuk bayi, tapi menangis yang tidak mendapatkan responslah yang bisa berakibat buruk.

Jadi, jika moms mendengar si kecil mulai menangis, jangan membiarkannya terlalu lama. Segeralah menolongnya. (K)

Sumber : www.mychildhealth.net


Waktu Cepat Berlalu
Anda mungkin kagum atas apa yang anda tidak perkirakan sebelumnya, ketika si buah hati sudah memasuki usia yang sudah bukan bayi lagi.
Persiapkanlah, hal itu merupakan tantangan, hadiah yang tak ternilai dan waktu yang tak bisa terlupakan atau diulang.

Banyak variasi perilaku yang terjadi dalam beberapa tahun ketika sang buah hati memasuki dunia ini, dan seberapa banyak pengawasan yang terjadi. Buah hati anda akan mencoba menunjukan apa saja yang dia dapat kerjakan secara konsisten dan dia akan menciptakan kegiatan yang rutin dalam hari-harinya, tentu kondisi yang terprediksi dan aman bagi anda.

Cerita-cerita yang menakutkan seringkali muncul menjadi kenyataan ketika suasana hati buah hati anda berubah, keinginan yang kuat dan segera harus terpenuhi dapat membuatnya tantrum, khususnya ketika berada dalam toko swalayan atau di tempat umum. Beberapa orang tua menemukan fase seperti ini sebenarnya mulai pada saat usia tiga tahun ketimbang dua tahun.

“nggak” mungkin menjadi kata-kata favorit dia baik diucapkan secara jelas maupun tidak. Dia akan terus menggunakannya dan menjadikan kebiasaan. Dia akan menolak secara kuat segala sesuatu yang dia tidak sukai dengan memakai kata tersebut.

Tantangan perilaku seperti ini akan dengan mudah hilang ketika dia mulai menginjak usia empat tahun, dan anda akan menemukan dengan cepat perubahan dimana buah hati anda akan lebih banyak bertanya apa dan mengapa.

Selama tahun-tahun batita dan pra sekolah anda akan mencatat sebuah perubahan pada reaksi buah hati anda ketika anda meninggalkan dia. Tahun pertama pada usia batita, dia selalu menginginkan anda dekat dengannya setiap saat, pada saat usia menjelang tiga tahun dia akan merasa bahagia bermain dalam pengawasan anda setiap saat, dan pada usia empat tahun dia hanya akan mencari tahu keberadaan anda setiap saat dengan memanggil dan mencari
keberadaananda.
Ketika anda mulai persiapan untuk pra sekolah, anda akan terasa seperti tahun-tahun pertama lewat begitu saja. Karena itu saran kami, luangkan waktu untuk selalu mengabadikan momen-momen anda bersama dengan dia ketika mulai memasuki usia empat tahun, buatlah dokumentasi baik berupa foto maupun rekaman film, hal ini sebagai bahan untuk mengingat kembali banyak hal yang telah dipelajari dan dilakukan bersama. Kegiatan membuka album foto ataupun memutar film ini akan menjadikan kegembiraan bersama.

Tulisan ini sebaiknya hanya digunakan sebagai petunjuk saja. Anak-anak terbangun dengan tahapan yang berbeda-beda karena faktor lingkungan, tetapi jika anda menginginkan informasi yang lebih dalam sebaiknya kunjungi dokter anda atau tanyakan kepada ahlinya. (B)

Film Kartun? Belum tentu untuk Anak anak loh…

Kadang sebagai orang tua kita lupa dan berpikir tayangan tayangan kartun yang tampak lucu-lucu di tivi adalah dibuat dan cocok disajikan untuk anak-anak. Siapa bilang? Banyak film-film animasi yang tidak layak ditonton karena tidak bermanfaat untuk anak-anak kita.

Hindari tontonan kartun yang mengandung unsur-unsur :
Mempertontonkan kekerasan, meski dalam bentuk kartun sekalipun. Karena anak kita harus diajarkan untuk menyelesaikan masalah dengan tidak melakukan kekerasan.
Menayangkan kalimat-kalimat yang kasar dan perilaku yang buruk.
Mempertontonkan adegan ‘dewasa’ meskipun dalam kemasan anak-anak..
Memang banyak sekali film kartun yang mengandung unsur edukatif, tapi sebagai orang tua kita tetap harus mengawasi secara ketat film pilihan anak.

Suplemen vitamin untuk anak, perlu ngga sih?

Kalau ada anak balita yang cenderung langsing, pasti deh sang ibu pernah diberondong pertanyaan-pertanyaan – yang sekali dua kali masih bisa diacuhkan, tapi lama-lama bisa bikin gusar juga – entah dari orangtua, mertua, saudara, atau teman. Seperti, "Susah ya maemnya", "Minum susunya banyak gak?", "Vitaminnya apa?....lho kok gak dikasih vitamin? Kasih dong, biar doyan makan dan minum susu.......". Kok, seperti ada aturan tak tertulis bahwa anak-anak seyogyanya mengkonsumsi vitamin tambaha, ya?! Tambahan lagi, sekarang ini orangtua ’dibombardir’ oleh berbagai iklan suplemen yang masing-masing mengklaim paling tokcer meningkatkan nafsu makan, daya tahan tubuh anak, dll.


What’s the fuss about vitamin? Apa sih fungsi sebenarnya dalam tubuh manusia? Lalu, apakah bayi dan anak-anak ’wajib’ mengkonsumsi suplemen vitamin?

Apa sih fungsi sebenarnya dalam tubuh manusia? Lalu, apakah bayi dan anak-anak ’wajib’ mengkonsumsi suplemen vitamin?

Fungsi suplemen – baik vitamin maupun mineral – sejatinya hanya lah untuk melengkapi (kalau ada) kekurangan vitamin dan mineral dalam tubuh. Jadi suplemen vitamin sama sekali tidak dapat digunakan untuk menggantikan vitamin alami (yang diperoleh dari makanan). Satu jenis makanan memiliki kombinasi berbagai jenis vitamin dan zat-zat lain (seperti nutrisi utama, mineral, sampai antioksidan) yang diperlukan oleh tubuh. Misalnya, jeruk tidak hanya kaya akan vitamin C, tapi juga ada asam folat, kalsium, dan serat; lalu telur selain tinggi protein juga mengandung vitamin D, E, bahkan A dan B.

Fungsi Vitamin Bagi Tubuh Sebelum berpolemik tentang perlu tidaknya suplemen bagi anak, sebaiknya orangtua tahu lebih dulu apa sebenarnya fungsi vitamin bagi tubuh. Vitamin, bersama-sama dengan mineral, merupakan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil tetapi asupannya harus teratur dan dalam jumlah yang pas, agar tubuh dapat tumbuh dan berfungsi secara normal. Berbagai proses biologis tubuh memerlukan vitamin agar dapat bekerja dengan baik, seperti pertumbuhan, proses pencernaan, kesigapan mental dan ketahanan tubuh terhadap infeksi. Dalam proses-proses tersebut vitamin berfungsi sebagai katalis untuk metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.

Sebagian besar jenis vitamin memang tidak diproduksi sendiri oleh tubuh, kecuali vitamin K yang dibuat oleh bakteri ’baik’ yang ada dalam usus. Jadi, memang harus ’diambil’ dari luar. Sumber terbaik untuk vitamin (dan mineral) adalah makanan. Itulah mengapa pola makan manusia, baik anak-anak maupun dewasa, harus beragam dan seimbang - sesuai dengan piramida makanan. Tak lain, agar tubuh memperoleh asupan vitamin secara lengkap.

Kekurangan vitamin membuat tubuh tidak dapat ’bekerja’ sebagaimana mestinya. Terutama bagi anak-anak, kekurangan vitamin menyebabkan pertumbuhan mereka terganggu. Tetapi, kelebihan asupan vitamin pun bukannya tak beresiko bagi kesehatan. Kelebihan vitamin yang larut air, seperti vitamin C, biotin, thiamin (B1), riboflavin (B2), niacin (B3), asam pantotenat (B5), pyridoxine (B6), asam folat (B9) dan cobalamin (B12) , memang akan dibuang melalui urin. Tetapi ini juga berarti membuat ginjal bekerja lebih keras. Sementara kelebihan vitamin yang larut lemak (vitamin A, D, E, K) akan disimpan dalam jaringan lemak tubuh dan hati. Akumulasi lebihan vitamin ini dapat menjadi racun bagi tubuh.

Lalu, kapan saat yang tepat untuk memberikan suplemen vitamin?
Ketika anak memang membutuhkannya. Bila selera makan anak cukup luas dan menu hariannya lengkap, pemberian suplemen vitamin sebenarnya tak perlu. Anak baru dikatakan memerlukan suplemen vitamin bila; Anak tidak memperoleh asupan vitamin yang cukup. Misalnya, anak mengalami gangguan penyerapan zat gizi atau anak picky eater (sempit selera makannya).
Anak sedang sakit. Ketika anak sakit, tubuhnya memerlukan lebih banyak zat gizi dari biasanya. Padahal anak yang sakit cenderung kurang suka makan, akibatnya asupan gizinya (termasuk vitamin) berkurang. Pada kondisi seperti itu, tubuh anak perlu ’dibantu’ dengan memberikan suplemen vitamin. Anak yang sedang dalam pengobatan TBC misalnya, perlu diberi suplemen vitamin untuk membantu proses penyembuhan.
Anak yang baru sembuh dari sakit, dapat diberi suplemen. Namun bila kondisi kesehatan anak makin membaik, pemberian suplemen sebaiknya dikurangi dan dihentikan ketika anak sudah benar-benar sehat dan selera makannya kembali normal.
Anak picky eater, susah/tidak mau makan, kurus atau berat badan sulit naiknya, sebenarnya juga tak bisa dijadikan ’pembenaran’ untuk memberikan suplemen vitamin secara rutin. Karena suplemen bukan the real solution bagi masalah-masalah tersebut. Langkah utama yang harus ditempuh orangtua adalah berupaya agar selera makan anak menjadi luas, mencari penyebab anak menjadi susah/tidak mau makan, atau mencari tahu mengapa berat badan anak sulit naik. Untuk sementara, kekurangan vitamin dalam tubuh anak memang dapat dipenuhi melalui suplemen, sambil orangtua berupaya menyelesaikan masalah sebenarnya.

Sama seperti orang dewasa, bayi dan anak-anak juga punya preferensi terhadap jenis-jenis makanan. Kalau anak hanya sesekali menjadi picky (siapa tahu dia sedang ingin makanan yang menyegarkan, misalnya...?), sedangkan secara umum selera dan pola makannya baik, rasanya terlalu berlebihan jika orangtua khawatir anaknya akan kekurangan vitamin. Menganggap suplemen dapat meningkatkan nafsu makan anak juga tidak rasional.

Suplemen vitamin bukan untuk meningkatkan nafsu makan anak, karena memang tidak ada vitamin yang membuat anak jadi doyan makan. Banyak faktor yang menyebabkan anak menjadi susah/tidak mau makan. Mungkin anak bosan dengan menu hariannya, mau tumbuh gigi, sedang ada masalah psikologis, atau sedang sakit. Anak yang mengalami gangguan jantung atau terkena silent ISK (infeksi saluran kemih), juga dapat mengalami gangguan selera makan atau sulit naik berat badan. Bila kondisi kesehatan anak baik, otomatis selera makannya pun akan baik.

Pertumbuhan anak, umumnya dilihat dari penambahan berat dan tinggi badan anak. Maka tak heran, kalau orangtua jadi khawatir bila berat badan anaknya tidak/sulit naik. Tapi, anak langsing pun belum tentu mengalami kurang gizi, lho. Selain melihat grafik pertumbuhannya, orangtua juga harus melihat perkembangan anak. Walaupun kenaikan berat badan anak tidak signifikan (atau malah tetap), tetapi tinggi badannya naik dengan signifikan, kemampuan motorik kasar dan halusnya baik, juga perkembangan otaknya meningkat pesat, maka sesungguhnya orangtua belum perlu untuk khawatir. Bisa jadi anak cenderung langsing dan tinggi karena faktor keturunan. Selain itu, orangtua juga perlu memperhatikan gerak tubuh anak sehari-hari. Anak yang sangat aktif, tentu saja menghabiskan lebih banyak energi. Wajar lah kalau berat badannya jadi sulit naik, atau kalaupun naik sedikit sekali.
Bila Anak Memerlukan Suplemen, Jenis Apa Yang Aman?

Yang paling baik tentu memberikan suplemen vitamin sesuai dengan kebutuhan anak, maksudnya bila anak kekurangan vitamin D, berikan lah vitamin D. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan lebih dulu dengan dokter. Terutama bagi bayi, apalagi yang masih ASI eksklusif, orangtua jangan sembarangan memberikan suplemen vitamin tanpa rekomendasi dokter. Akan jauh lebih baik bila ibu menerapkan pola makan sehat dengan gizi seimbang, agar kualitas ASI yang diproduksinya menjadi lebih baik, daripada mengambil jalan pintas dengan memberikan suplemen vitamin. Sesungguhnya, ASI sudah mengandung vitamin dan mineral dalam komposisi yang lengkap. Jadi, ibu-ibu yang masih menyusui –terlebih yang masih memberikan ASI eksklusif- tak perlu khawatir si kecil kekurangan vitamin dan mineral.

Kalaupun orangtua ingin memberikan suplemen vitamin kepada anaknya, menurut AAP (American Academy of Pediatrics) 1 dosis suplemen multivitamin per hari tidak membahayakan. Dengan catatan, tiap dosis suplemen tersebut tidak melebihi angka kecukupan gizi (RDA/Recommended Daily Allowance), meskipun kelebihan itu hanya untuk satu jenis vitamin atau mineral. Dan jangan pilih suplemen yang memiliki kandungan megadosis (dosis besar). Bahkan idealnya, suplemen multivitamin itu (seharusnya) kandungannya lebih rendah dari AKG (angka kecukupan gizi). 

Bagi anak batita, lebih aman suplemen multivitamin yang berbentuk cair karena tablet kunyah berpotensi membuat anak tersedak. Jangan sekali-kali berbohong kepada anak dengan mengatakan suplemen vitamin sebagai permen, karena ini akan mendorong anak ingin mengkonsumsi semaunya. Dan, simpan suplemen di tempat yang tidak dapat dijangkau anak. Perlakukan suplemen vitamin layaknya obat.
Satu hal yang harus orangtua ingat, vitamin bukan satu-satunya yang diperlukan oleh tubuh. Sungguh ironis bila orangtua begitu getol memberi anaknya suplemen, dengan alasan agar kebutuhan vitamin dan mineralnya terpenuhi, tetapi tidak berupaya untuk memperbaiki pola makan anak. Karena vitamin dan mineral akan mubazir tanpa adanya kecukupan zat gizi utama seperti karbohidrat, protein (hewani dan nabati), maupun lemak. (EG)

Daftar kepustakaan :Vitamin and Minerals: Use with Care dalam www.mayoclinic.com
http://www.babycenter.com/refcap/toddler/toddlerfeeding
Vitamin dalam http://www.kidshealth.com/
Perlukah Suplemen untuk Balita? dalam www.sahabatnestle.co.id
Pujiarto, Purnamawati S.  2005.  Bayiku Anakku: Panduan Praktis Kesehatan Anak.  PT.Gramedia, Jakarta.

image: en.epochtimes.com